SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI -- Warga Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri ditawari mendapatkan bantuan sebesar Rp700.000 setiap bulan oleh orang yang kurang dikenal.

Mereka diminta mengumpulkan beberapa berkas atau persyaratan untuk bisa mendapatkan bantuan tersebut. Hanya dua persyaratan yang diminta, yakni fotokopi KTP berwarna dan pas foto 4x6 berwarna.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan oleh salah satu perempuan warga Desa Sendang, yang enggan disebut namanya, kepada wartawan di area Kota Wonogiri, Selasa (20/10/2020).

18 Ormas di Grobogan Sepakat Tolak Anarkisme

Ia mengatakan, tawaran bantuan itu ia peroleh ketika mengikuti salah satu forum kecil di masyarakat. Selain itu, penawaran bantuan itu juga tersebar melalui pesan di aplikasi WhatsApp.

"Saat itu kami dimintai fotokopi dan foto berwarna. Persyaratan itu diminta dikumpulkan kepada koordinator acara atau forum yang kami ikuti," kata dia.

Saat diberitahu soal bantuan itu, ia mengaku tidak tertarik ikut mendaftarkan karena curiga. Ia curiga dengan persyaratan yang diberikan. "Bantuan dari pemerintah saja persyaratannya tidak harus berwarna, ini kok berwarna. Saya curiga di situ," ungkap dia.

Ia mengatakan, syarat mendapatkan bantuan hanya dua, selebihnya tidak ada. Tidak ada formulir yang harus diisi. "Saat itu hanya dijelaskan bahwa bantuan tersebut tidak ada unsur politik. Semua dipersilahkan mendaftar. Waktu itu saya juga bertanya-tanya, bantuan apa yang mau diberikan," kata dia.

Berdasarkan keterangan yang ia peroleh, bantuan itu akan terealisasi mulai Januari 2021. Besaran bantuan yang diberikan yakni Rp700.000 setiap bulan. Bantuan akan berlangsung selama empat bulan.

Kepala Desa Sendang, Wonogiri, Sukamto Priyo Wiyoto, membenarkan bahwa warganya ada yang dimintai fotokopi KTP dan foto sebagai persyaratan penerima bantuan. Ia mengaku sudah menindaklanjuti dan melakukan penelusuran dari laporan warga tersebut

Belum Ada yang Daftar

Namun, menurut dia, hingga saat ini belum ada warga yang sempat mendaftarkan bantuan itu. Sudah ada warga yang mendatangi, tapi bukan untuk mendaftarkan. Namun untuk memperjelas petunjuk pelaksanaan dan teknisnya seperti apa.

"Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan warga. Karena dikhawatirkan persyaratan yang dikumpulkan itu disalahgunakan. Takutnya disalahgunakan untuk pinjaman online namun ada iming-iming mendapat uang ratusan ribu," ungkap dia.

Ia tidak berniat menjatuhkan siapapun yang akan memberi bantuan. Namun jika persyaratan itu mencurigakan patut dijauhi.

Pemberian bantuan itu, lanjut dia, sempat membuat kegaduhan di desanya. Ia mendapat laporan dari warga Dusun Bendorejo dan Dusun Gondanglegi. Beruntung kejadian itu langsung dilaporkan kepada dirinya. Sehingga pihaknya segera bisa mengambil tindakan.

Menurut Kamto, bantuan yang ditawarkan itu kurang tepat. Tidak ada koordinasi atau perizinan dengan pemerintah desa atau kecamatan. Selain itu bantuan muncul menjelang pesta demokrasi di daerah.

Hari Osteoporosis Sedunia, Ini 6 Cara Hindari Tulang Keropos

Atas kejadian itu, ia meminta agar masyarakat bisa mengecek tujuan pengumpulan berkas. Selain itu, masyarakat juga harus mengecek legalitas dari pihak yang meminta data-data warga, berasal dari lembaga resmi atau tidak. Warga juga diminta selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Pemerintah Desa, Kecamatan dan Dinas Sosial.

"Jangan mudah percaya dengan program yang belum jelas kebenarannya. Kita minta masyarakat lebih waspada dan hati-hati. Jangan sampai ada masyarakat yang tertipu modus bantuan atau pinjaman online," kata Kamto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya