SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL—Sejumlah warga Kecamatan Semanu sekarang tidak lagi mengonsumsi air telaga. Pasalnya, saluran air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sekarang telah menjangkau wilayah tempat tinggal mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Telaga yang telah mengering tidak lagi mempengaruhi mereka akan kebutuhan air bersih. Sisa air telaga itu hanya dimanfaatkan sebagian warga untuk memancing atau membasuh pakaian. Salah satu telaga yang mengering di Semanu adalah Telaga Kali, Dusun Kuwon, Desa Pacarejo.

Salah seorang warga, Tugiyem, 50, mengatakan telaga Kali kini sudah tidak dipakai lagi untuk minum atau masak..

Ekspedisi Mudik 2024

“Sudah ada air keran,” kata Tugiyem kepada Harian Jogja, belum lama ini.

Dalam sebulan, Tugiyem mengaku mengeluarkan Rp35.000 untuk berlangganan air.

Menurutnya, keringnya Telaga Kali tidak mempengaruhi kehidupan sehari-harinya. Tugiyem juga menggunakan telaga Ledok untuk membasuh pakaiannya. Telaga Kali dan Ledok merupakan telaga yang bersebelahan.

Pada musim kemarau ini, telaga Kali telah mengering. Dasar telaga ini malah digunakan untuk bermain sepakbola. Sedangkan Telaga Ledok masih menyisakan sedikit air. Sejumlah warga menggunakannya untuk memancing.

Warga lain, Senu, mengatakan sudah tidak lagi menggunakan air telaga untuk mandi atau minum. Sejak berlangganan PDAM, dia dan keluarganya bergantung kepada air bersih yang mengalir dari keran.

“Sebulan bisa habis 10 sampai 20 meter kubik air,” kata Senu.

Menurutnya, dia tidak bergantung kepada penyaluran (dropping) air dari pemerintah maupun swasta karena kebutuhan air telah mencukupi.

Telaga Kali itu mengering karena air hujan tidak turun sejak beberapa bulan belakangan. Apabila hujan turun, telaga itu akan penuh terisi air. Peristiwa seperti itu terjadi hampir setiap tahun.

Pada 2012, kecamatan Semanu masih mendapat anggaran untuk penyaluran (dropping) air. Kecamatan ini memperoleh anggaran Rp55 juta untuk penanganan persoalan air bersih.

Rincian alokasi anggaran itu untuk belanja air senilai Rp9 juta, perawatan armada dan BBM senilai Rp36,7 juta dan honorarium pegawai dan upah sopir sebesar Rp6,2 juta. Sisanya untuk kelengkapan kerja seperti pengadaan alat tulis dan perlengkapan pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya