SOLOPOS.COM - Warga bergotong royong membersihkan tumpukan sampah seluas lapangan volly di halaman rumah Panut Santosa di Dusun Karangjati, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu. Minggu (25/2/2018). (Harian Jogja/Rheisnayu Cyntara)

Pembersihan yang dilakukan kali ini untuk mengatasi tumpukan sampah akut

Harianjogja.com, BANTUL-Warga Dusun Karangjati, Desa Argosari, Kecamatan Sedayu membersihkan sampah yang menumpuk di halaman rumah salah satu warga, Panut Santosa selama kurang lebih 12 tahun, Minggu (25/2/2018). Saat dibersihin tumpukan sampah tersebut kira-kira setinggi 2,5 meter dan seluas lapangan volly.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pengamatan Harianjogja.com di lapangan, tumpukan sampah tersebut terdiri dari sampah organik dan anorganik. Saking lamanya, sampah-sampah jenis organik seperti sisa makanan, sayur, dan buah busuk menimbulkan bau yang tidak sedap. Belum lagi tumpukan sampah tersebut seringkali terguyur air hujan.

Akibatnya sampah menjadi lembab dan baunya makin menyengat. Selain itu, lokasi tumpukan sampah juga berada di antara pepohonan yang cukup rapat. Sehingga sinar matahari pun susah masuk dan sampah menjadi susah kering.

Salah satu warga, Daliman Sedyosuwito menuturkan, tumpukan sampah tersebut berasal dari sampah-sampah yang dibawa oleh Panut untuk dipilah dan dijual kembali. Menurutnya, Panut biasanya mengumpulkan sampah dua kali sehari. Sampah yang masih laku dijual seperti kardus dan sisa barang plastik, dipilih untuk dijual ke pengepul barang rongsokan. Sisanya yang tak laku dijual, dibiarkan menumpuk begitu saja di halamannya.

“Sudah diperingatkan tapi ngeyel. Kowe iso ngekei aku gawean po, gitu kalau dikandhani,” ucapnya ditemui saat tengah membersihkan sampah.

Padahal, menurut Daliman, warga sekitar sudah sangat terganggu dengan tumpukan sampah yang kian hari kian meluas tersebut. Pasalnya bau yang menguar dari sampah itu tercium hingga rumah-rumah warga di sekitarnya. Tak hanya warga sekitar saja yang pernah mengingatkan Panut, ketua RT setempat pun pernah menegur. Namun lagi-lagi Panut tak menggubrisnya. “Padahal warga sok sesek. Mambune tonjo banget,” keluh Daliman.

Sementara itu, Camat Sedayu Fauzan Mu’arifin menyebut pembersihan yang dilakukan kali ini untuk mengatasi tumpukan sampah akut. Tidak hanya melibatkan warga setempat, pihaknya juga menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul dalam kegiatan kali ini. Fauzan menyebut ada satu backhoe dan 11 dam truk yang digunakan untuk membersihkan dan mengangkut sampah ini ke TPST Piyungan.

Itu dilakukan karena tumpukan sampah ini dianggap membahayakan. Selain pencemaran lingkungan, Fauzan menuturkan baunya yang menyengat dapat menyebabkan warga terserang penyakit saluran pernapasan atau lazim disebut ISPA. Belum lagi air di sekitar tumpukan sampah itu juga dapat tercemar karena resapan bekas sampah.

Lebih lanjut Fauzan mengatakan, meski telah dipilah oleh pemilik, pemilihan tersebut dianggap kurang maksimal. Sisa hasil pemilahan pun jarang dibakar. “Kami minta berhenti ambil sampah. Pak Panut sudah bersedia,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya