SLEMAN—Warga Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Prambanan masih kesulitan mendapatkan air bersih. Pasalnya, sumur-sumur di Dusun setempat masih kering meski sudah turun hujan.
Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada
Untuk memperoleh air bersih harus membeli ke bak penampungan milik desa. Juminem, 45, salah satu warga setempat mengaku, harus membeli air bersih seharga Rp500 untuk satu jeriken berisi 20 liter dan Rp300 untuk jeriken berukuran sedang. Bahkan ibu dua anak ini terpaksa harus mengantre untuk mendapatkan air.
“Sudah 6 bulan kemarau. Kemarin satu kali hujan tapi sumur masih kering,” katanya saat ditemui Harian Jogja, Rabu (31/10/2012). Menurut Juminem, sebenarnya ada satu sumber air di wilayah Sambirejo namun jarak tempuh yang harus dilalui sekitar 2 kilometer membuatnya memilih untuk membeli.
Demikian Sumi, 40, yang juga ikut antri mengisi air di penampungan bak mengaku masih kesulitan memperoleh air bersih. Dari 43 Kepala Keluarga (KK) di Dusunnya memperoleh jatah dua bak penampungan untuk tiga hari sudah habis. Dia merasakan masih kurang karena air bersih merupakan kebutuhan pokok sehari-hari.
Terpisah, Ketua Ikatan Forum pelanggan (IFP) PDAM, Bambang Hardjono menghimbau, hendaklah memanfaatkan air dengan bijak, dan menghindari pemakaian yang tidak perlu sehingga dapat dilakukan penghematan dan efisiensi. Sebab, air sendiri merupakan kebutuhan pokok yang mempunyai nilai ekonomis.
“Seiring dengan bertambahnya penduduk dan perumahan di wilayah Sleman, maka kebutuhan akan air bersih menjadi prioritas yang tidak bisa diabaikan,” katanya dalam rilis yang diterima Harian Jogja