SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Kelangkaan hujan sejak akhir bulan Juni lalu menyebabkan kondisi desa-desa di Pracimantoro kekeringan. Mobil yang mengangkut air bersih mulai beroperasi dan harga per tangki milik swasta berkisar Rp 60.000 hingga Rp 120.000/6.000 liter air bersih. Sementara telaga-telaga yang ada di desa-desa langganan kekeringan sudah tidak digunakan.

Air yang ada, hanya cukup untuk minum ternak hewan, sedangkan untuk minum dan makan masyarakat mengandalkan pembelian air bersih dari tangki ataupun air bersih yang dikelola pihak dusun. Demikian dikemukakan, Kasmono, warga Mudal, Gebangharjo, Pracimantoro dan Camat Pracimantoro Slameto Sudibyo saat ditemui <I>Espos<I> secara terpisah, Senin (20/7).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sudah mulai kurang air bersih dan beli air dari tangki,” ujar Kamono.

Camat Pracimantoro, Slameto Sudibyo mengatakan pengelolaan air dari sumber Seropan, Gunungkidul rencana bulan April – Mei lalu diserahkan ke Pemkab Wonogiri namun belum terwujud. Diakuinya, jika diserahkan dana operasional yang dibutuhkan cukup tinggi.

“Tetapi jika dibanding dengan harga per meter kubik air dari tangki masih lebih murah,” ujarnya.

Lebih lanjut Sudibyo menyatakan harga air bersih per tangki sangat variatif mulai Rp 60.000 untuk daerah yang dekat dan Rp 120.000 untuk daerah terjauh, seperti Desa Gambirmanis. “Kami sudah kirim surat untuk meminta bantuan kepada para dermawan karena bencana rutin tahunan sudah menimpa warga. Pemerintah sudah mulai turun dengan memfungsikan mobil tangki, harga per tangki dari pemerintah lebih rendah dibanding tangki swasta.”

Menurutnya, kekeringan masih mengancam 9 dari 15 desa di Pracimantoro. Kekeringan tahunan itu menimpa sekitar 12.000 KK atau 72.000-an jiwa warga di sembilan desa itu. “Untuk tahun ini, derita masyarakat sudah berkurang untuk wilayah Sambiroto karena sumur bor yang digali sudah berfungsi dan mampu mencukupi kebutuhan air bersih di dua dusun, yakni Trukan dan Sawahan.”

Waridi, warga Pracimantoro mengaku aliran air PDAM mulai dijadwal atau digilir. “Kebutuhan air setiap hari cukup, tetapi harus bersabar karena aliran air bergiliran lima jam sekali. Kerugiannya bagi pelanggan, tidak bisa menggunakan setiap saat seperti musim penghujan.”
tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya