SOLOPOS.COM - Sejumlah spanduk dan papan berisi kalimat penolakan pembukaan makam baru dipasang warga Kebayanan II, Dusun/Desa Pengkol, Tanon, Sragen, Selasa (24/8/2021). (Istimewa/Facebook Kumpulan Wong Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah warga Dukuh/Desa Pengkol, Kecamatan Tanon, Sragen, menolak rencana pembukaan makam tak jauh dari tempat tinggal mereka.

Sejumlah spanduk dan papan terpasang di lahan yang rencananya bakal dipakai untuk makam itu pada Selasa (24/8/2021). Foto-foto terkait spanduk dan papan berisi penolakan pendirian makam itu pun viral di media sosial. Rencana pembukaan makam baru di tanah yang telah diwakafkan untuk masyarakat itu ternyata membuat resah warga sekitar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kami warga di sekitar lingkungan tanah wakaf ini mengajukan keberatan dan terdampak dijadikan tanah makam. Bukan nolak wakaf, tapi nolak makam. Kami resah,” demikian bunyi tulisan dalam spanduk dan papan kayu yang dipasang warga sekitar.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Nahas, Warga Tanon Sragen Jadi Korban Ke-20 Meninggal Akibat Jebakan Tikus

Kepala Desa Pengkol, Haryono, membenarkan adanya sejumlah warga yang menolak rencana pembukaan makam baru tak jauh dari tempat tinggal mereka. Menurutnya, saat ini di Kebayanan II Dusun Pengkol hanya ada satu makam.

Makam tersebut sudah mulai overload sehingga mendesak dibukanya lahan baru. Ia menyebut pembukaan makam baru itu sudah direncanakan beberapa tahun yang lalu. Bahkan, pada 2016, sudah terbit sertifikat tanah wakaf dengan peruntukan makam.

“Kami sudah berembuk di tingkat BPD [Badan Permusyawaratan Desa]. Di tingkat dusun, kami juga sudah mengumpulkan tokoh masyarakat setempat. Hasilnya, mereka sepakat kalau lahan itu dijadikan makam. Tapi, ada empat orang warga di satu RT yang menemui saya karena merasa keberatan lahan itu dijadikan makam,” ujar Haryono kepada Solopos.com.

Baca juga: Gibran Bakal Pindah Parkir Mobdin ke SMP Al Irsyad Solo Gegara Ngeyel Gelar PTM

Haryono menjelaskan terdapat dua lahan masing-masing seluas 800 meter persegi dan 500 meter persegi yang disiapkan sebagai makam. Menurutnya, proses penyiapan lahan untuk makam itu sudah dimulai. Namun, munculnya penolakan pembukaan makam itu membuat ia perlu mengumpulkan warga setempat lagi.

“Saat saya tanya alasan, mereka menjawab takut kalau di dekat tempat tinggal mereka ada makam. Mereka takut kalau begitu bangun pagi, pemandangan pertama yang dilihat adalah makam. Lahan untuk makam itu memang dekat dengan permukiman. Saya sudah jelaskan kalau makam itu nanti akan dilengkapi pagar setinggi dua meter dan diberi lampu penerangan. Tapi, mereka masih menolaknya. Ke depan tentu akan kami kumpulkan lagi warga, khususnya yang menolak rencana pembukaan makam baru itu,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya