SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

KLATEN —Warga menilai pemberian bantuan air bersih yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, di beberapa desa yang mengalami kekeringan tidak efektif. Mereka justru menilai langkah itu justru menghabiskan anggaran.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Warga Manisrenggo, Sukidan, mengatakan bantuan air bersih itu seharusnya tidak perlu dilakukan oleh pemerintah. Hal itu dikarenakan kekeringan itu sudah menjadi agenda tahunan, sehingga tidak baik efektif jika tiap tahun pemerintah harus mengeluarkan dana untuk melakukan Dropping air.

Sukidan menambahkan seharusnya pemerintah itu memberikan bantuan yang tidak habis sekali pakai, yakni dengan pembuatan sumur air dalam ataupun intalasi pipa air bersih untuk warga yang membutuhkan.

“Bantuan itu harusnya permanen, tidak instan seperti ini, padahal saya dengar anggaran untuk bantuan air itu sampai ratusan juta, lebih baik bantuan itu dipakai untuk membuat sumur,” katanya, saat ditemui Solopos.com, di kediamannya, selasa (2/10/2012) siang.

Tidak hanya itu, Sukidan juga mengatakan, dropping air itu biasnya hanya di berikan di satu bak penampungan milik warga, yang membuat banyak warga lain yang merasa malas untuk mengambilnya.

“Satu tangki isi 5.000 liter, dibagi untuk ratusan KK, ini sangat tidak mencukupi,” sambungnya.

Terpisah, warga Kemalang, Muhlisin, mengatakan hal senada dangan Sukidan.  Ia juga mengatakan kebutuhan air untuk warga lereng Merapi sangat tinggi. Selain untuk konsumsi sendiri warga lereng Merapi itu biasanya menggunakan air bersih untuk ternak mereka.

“Yang kami butuhkan adalah solusi yang permanen, bukan dropping air saat musim kemarau seperti ini. Apalagi musim kemarau sudah berlangsung sangat lama, kenapa BPBD baru bertindak sekarang,” kata Muhlisin.

Sementara itu, tanggapan berbeda justru dilontarkan oleh Camat Kemalang, Bambang Haryoko, dia justru sangat menanti sekali adanya bantuan yang diberikan oleh BPBD tersebut.

Apalagi kekeringan di wilayahnya sudah meluas hingga 12 desa dari 13 desa yang ada. “Saya sangat tunggu, bantuan yang sangat besar, yang dilakukan oleh BPBD,” kata Bambang Haryoko, saat ditemui Espos.
Data yang didapatkan dari BPBD Kabupaten Klaten, menyebutkan dropping air sudah dimulai pada Senin (1/10/2012) lalu. Nantinya pihak BPBD akan melakukan melakukan dropping air di 32 desa dari lima kecamatan yang terdampak kemarau saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya