SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR  — Warga Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, bakal menggelar agenda budaya aksi Lampah Mbisu menuju kediaman pribadi Bupati Karanganyar Juliyatmono, Minggu (16/12/2018) malam.

Aksi tersebut diadakan dengan dua maksud. Pertama, sebagai ungkapan mengayubagya setelah dilantiknya pasangan Juliyatmono dan Rober Christanto sebagai Bupati dan Wakil Bupati (Wabub) Karanganyar periode 2018-2023 pada Sabtu (15/12/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kedua, aksi Lampah Mbisu diselenggarakan sebagai bentuk keprihatinan atas kian menggejalanya ungkapan kebencian, permusuhan, fitnah, serta provokasi yang disampaikan oleh sesama anak bangsa sendiri belakangan ini.

“Menjelang Pemilu 2019, saat ini kita bisa saksikan maraknya ujaran kebencian, provokasi, maupun penghinaan yang muncul terutama di media sosial. Situasi seperti ini tak bisa dibiarkan terus menerus. Mau jadi apa bangsa ini kalau tak ada gerakan bersatu?” jelas Ketua Panitia Aksi Lampah Mbisu 2018, Sutarko, saat diwawancarai , Jumat (14/12/2018).

Sutarko menyampaikan dalam penyelenggaraan aksi Lampah Mbisu nanti, warga Ngijo mendapat dukungan dari masyarakat lintas agama, organisasi lintas keagamaan dan kepemudaan, hingga organisasi lintas sosial kemasyarakatan.

Diperkirakan ada seribuan lebih warga yang akan ikut serta dalam aksi Lampah Mbisu yang juga menjadi bentuk permintaan kepada sang pemimpin agar mengayomi rakyat Bumi Intanpari tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)

Aksi Lampah Mbisu 2018 mengusung tema Siji Wadah Ojo Pecah. Aksi Lampah Mbisu akan dimulai dari Rel Bengkong Pabrik Gula (PG) Tasikmadu atau selatan perempatan Kongan pukul 19.00 WIB. Massa kemudian berjalan berarak-arakan ke Jl. Lawu hingga menuju kediaman pribadi Bupati Juliyatmono.

Di kediaman Bupati, warga akan menyerahkan pusaka tombak sebagai simbol amanah rakyat kepada Bupati. Setelah itu, warga akan mempersilakan Bupati beserta rombongan ikut serta dalam aksi Lampah Mbisu balik ke rel bengkong.

Pelaksana humas aksi Lampah Mbisu, Aries Susanto, menjelaskan aksi Lampah Mbisu terbuka untuk umum. Artinya, siapa saja warga yang tergerak ingin ikut, dipersilakan bisa langsung bergabung tanpa perlu mendaftar.

Warga atau kelompok warga boleh saja masuk ke barisan saat di lokasi start, di tengah perjalanan, maupun jelang memasuki garis finis. Aries menyebut sebagai puncak acara dalam aksi Lampah Mbisu, panitia bersama Bupati Juliyatmono akan melakukan Sebaran Jadah Sewu di pelataran rel bengkong.

“Jadah Sewu sendiri merupakan bahasa cinta, bahasa ajakan tetap merekat, serta bahasa kesungguhan. Selain merekatkan, Jadah itu juga berarti sungguh-sungguh dalam bahasa Arab. Jadi diharapkan pemimpin bisa sungguh-sungguh dalam melayani rakyat,” terang Aries.

Aries menambahkan panitia membuat jadah dengan menggunakan air dari tujuh sumber mata air yakni air Zam-Zam, Air Sumber Pringgondani, Sendang Drajad Lereng Lawu, Sumur Songo peninggalan PB IX, Sumur Pesanggrahan Langenharjo, dan Umbul Pengging. 

Lurah Desa Ngijo Tasikmadu, Suwarso, menegaskan acara Lampah Mbisu bukanlah acara ibadah agama, melainkan sebuah event budaya dan kesenian. “Dengan pendekatan kebudayaan, kami ingin merangkul semua elemen masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan,” tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya