SOLOPOS.COM - <b>MELINTAS</b><b> - Seorang warga melintasi tempat usaha produksi batu bata di kawasan Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Kamis (29/9/2011). Sebagian pemilik usaha menggunakan sekam yang sudah bercampur kotoran ayam sebagai bahan pembakaran batu bata sehingga menimbulkan aroma tidak sedap.(JIBI/SOLOPOS/Muh Khodig Duhri)</b>

Klaten (Solopos.com)-Warga di Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Klaten mengeluhkan
munculnya aroma busuk menyengat yang berasal dari asap hasil pembakaran batu bata milik sejumlah pengusaha di wilayah setempat.

Ny Slamet, 41, warga setempat mengatakan, aroma busuk itu mulai tercium saat pembakaran batu bata dilakukan di sejumlah tempat produksi batu bata. Menurutnya, pembakaran batu bata itu menggunakan sekam yang sebelumnya digunakan untuk menutupi kotoran ayam di
sejumlah peternakan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Keberadaan sekam murni sekarang sulit dicari karena sebagian besar petani di Klaten gagal panen. Mereka lantas mengunakan sekam yang sudah bercampur dengan kotoran ayam sehingga menimbulkan aroma yang tidak sedap saat dibakar,” terang Ny Slamet.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Ny Slamet, aroma tidak sedap tak hanya dirasakan warga di Desa Ngering tetapi juga warga desa di sekitarnya. Sebagian warga sudah melaporkan keluhan mereka kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Ngering. Warga berharap, para pengusaha batu bata itu bisa menghentikan penggunaan sekam yang sudah bercampur dengan kotoran ayam itu sebagai
bahan bakar.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa (Kades) Ngering, N Rahmanto mengaku sudah menerima keluhan warga terkait munculnya aroma busuk itu. Sebagai tindak lanjut, kata Rahmanto, pihaknya sudah menerbitkan surat pemberitahuan berisi larangan penggunaan sekam yang sudah bercampur kotoran ayam itu sebagai bahan pembakaran batu bata. Menurutnya, asap
sisa pembakaran batu bata itu mengeluarkan gas amoniak yang mengganggu pernapasan warga. “Melalui surat pemberitahuan itu, saya meminta pemilik usaha menggunakan sekam yang sudah bersih, bukan sekam yang sudah bercampur dengan kotoran ayam,” terang Rahmanto.

(mkd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya