Solopos.com, KLATEN -- Warga Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, kecolongan dengan pemakaman pasien positif Covid-19 yang tidak sesuai prosedur, Rabu (3/6/2020). Akibat pemakaman yang terjadi pada dini hari pukul 00.29 WIB itu, puluhan orang diisolasi.
Pemakaman pasien Covid-19 yang tak sesuai prosedur itu berawal dari ketidakjujuran tim medis, sopir ambulans, dan anggota keluarga mendiang Tk. Mereka tidak jujur memberikan informasi ke warga di awal pemakaman pasien Covid-19.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Istana Bantah Dukung Teror Terhadap Diskusi CLS FH UGM
Akibat kecolongan pemakaman pasien Covid-19 itu, 25 warga di Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat, Klaten, wajib melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mereka dinilai pernah berkontak langsung dengan mendiang Tk, 53. Mereka yang wajib isolasi termasuk anggota keluarga inti mendiang Tk yang tidak jujur.
Gugus Tugas Penanganan Pencegahan Desa (Gusgas PP Covid-19) Ngerangan masih mendata warga yang pernah kontak fisik dengan mendiang Tk. Begitu pula yang pernah berkontak fisik dengan anggota keluarganya.
New Normal, SMPN 1 Jogonalan Klaten Berlakukan Ganjil-Genap
Kasus warga kecolongan pemakaman pasien Covid-19 yang tidak sesuai prosedur di desa itu bermula dari domisili ganda Tk di Klaten dan Semarang. Saat sakit, dia menjalani perawatan medis di RS Wongsonegoro Semarang.
Almarhum tercatat sebagai warga asli Ngerangan, Bayat. Dia memiliki seorang istri dan dua anak. Sehari-harinya, Tk berjualan ayam di Semarang. Selain di Klaten, Tk juga memiliki rumah di Semarang.
Hasil Autopsi Pastikan George Floyd Mati karena Dibunuh
Sebelum pemakaman itu, warga sudah kecolongan saat Tk sempat pulang kampung ke Klaten dan tak diketahui sebagai pasien Covid-19. Pada kesempatan itu, Almarhum juga terlibat kontak fisik dengan sejumlah warga kampungnya di Desa Ngerangan.
Pasca-Lebaran, Tk yang memiliki riwayat gagal ginjal menjalani perawatan intensif di RS Wongsonegoro Semarang. Belakangan baru diketahui bahwa Almarhum berstatus pasien positif Covid-19. Hingga akhirnya, Almarhum menghembuskan nafas terakhir di RS setempat, Selasa (2/6/2020).
Gedung Putih Dikepung Demonstrasi, Donald Trump Ancam Kerahkan Militer
Mencurigakan
Tim medis RS Wongsonegoro Semarang langsung mengirim jenazah ke Ngerangan untuk dimakamkan di Dukuh Purwosari. Warga kecolongan karena pemakaman Tk pada pukul 00.29 WIB itu tak sesuai prosedur dan tak diketahui sebagai pasien Covid-19 Klaten.
Seratusan warga menyempatkan diri melayat di rumah duka. Sejumlah warga lainnya melayat di TPU Purwosari. Bahkan sebanyak lima warga setempat ikut memakamkan jenazah ke liang lahat tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD). Mobil pengangkut jenazah diisi seorang sopir dan tiga tim medis dari RS.
Alih-Alih New Normal, Kasus Positif Covid-19 di Salatiga Tambah Lagi
Sebelum sadar kecolongan, proses pemakaman pasien Covid-19 yang tak melibatkan aparat Klaten itu sudah mencurigakan.
"Saya memperoleh informasi dari RS, Selasa (2/6/2020) pukul 20.00 WIB. Waktu itu, saya diminta menyiapkan alat penyemprot disinfektan. Terus dari RS memberi tahu, jenazah akan langsung dimakamkan. Saat pemakaman, memang APD yang digunakan tidak lengkap," kata Kepala Desa (Kades) Ngerangan, Sumarno, saat ditemui Solopos.com, Rabu (3/6/2020).
Kini warga setempat resah dengan peristiwa yang tak disangka itu dan harus menunggu masa 14 hari isolasi untuk mendapatkan kepastian.
Ratusan Kasus, Klaster-Klaster Baru Covid-19 Bermunculan di Semarang