SOLOPOS.COM - Seorang warga terdampak jalan tol Solo-Jogja menunjukkan surat berisi luasan dan nilai ganti rugi yang bakal diterima saat pelaksanaan Musyarawah Penetapan Bentuk Kerugian Pengadaan Tanah Jalan Tol Kulonprogo-Jogja-Solo di Balai Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Selasa (16/11/2021) pukul 10.00 WIB. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN—Tim pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja menilai permintaan salah seorang warga Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Klaten, terkait uang ganti rugi (UGR) senilai Rp10 juta per meter persegi tidak masuk akal. Di sisi lain, tim pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja dipastikan tak akan asal-asalan dalam menentukan UGR.

Demikian penjelasan Kepala Seksi (Kasi) Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, saat ditemui wartawan di Balai Desa Tarubasan, Kecamatan Karanganom, Kamis (18/11/2021). Sebagaimana diketahui sebanyak 11 orang di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, menolak menjual perkarangannya ke tim pembebasan jalan tol Solo-Jogja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut mereka, nilai UGR yang ditawarkan tim pembebasan jalan tol Solo-Jogja dianggap jauh dari nilai pasaran sehingga hal tersebut justru menimbulkan sakit hati di tengah masyarakat. Sebanyak 11 warga di Desa Ngawen tak akan melepas tanahnya jika UGR yang disodorkan tim pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja minimal senilai Rp10 juta per meter persegi.

Baca Juga: Covid-19 Melandai, DPRD Boyolali Usulkan Penambahan Kuota PTM

Appraisal itu sudah punya standar harga. Appraisal itu punya keahlian khusus. Di Ngawen ada yang minta Rp10 juta per meter persegi [dengan alasan dekat dengan jalan provinsi]. Sekarang bisa dibandingkan dengan di Kuncen, Kecamatan Ceper. Di sana itu di pinggir jalan nasional [Solo-Jogja]. UGR di Kuncen itu senilai Rp3,5 juta per meter persegi. Njenengan bisa bandingkan sendiri,” katanya.

Sulistiyono mengatakan jalan tol Solo-Jogja merupakam proyek strategis nasional. Hal tersebut perlu didukung penuh berbagai elemen masyarakat.

“Ini untuk kepentingan umum [negara]. Jadi, harus di atas kepentingan pribadi atau pun golongan. Ada warga yang minta UGR sangat tinggi karena memang aji mumpung dan sedang butuh duit yang banyak,” katanya.

Baca Juga: Siswa SMPN 1 Boyolali Harus Bawa Girik sebelum Masuk Kelas

Salah seorang warga terdampak jalan tol Solo-Jogja di Dukuh Ngupit Baru, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Mundakir, 60, mengatakan UGR yang disodorkan tim pembebasan lahan jalan tol Solo-Jogja dinilai menyakiti hati warga.

 

Harga Pasaran

Mundakir yang memiliki perkarangan terdampak jalan tol Solo-Jogja seluas 93 meter persegi bersama 10 warga lain di dukuh setempat telah sepakat menolak menjual tanah jika UGR yang ditawarkan tim pembebasan jalan tol Solo-Jogja jauh lebih rendah dari harga pasaran.

“Harga pasaran tanah di jalan provinsi di Ngawen ini sudah tinggi. Di dekat kecamatan saja sudah senilai Rp5 juta per meter. Itu pun sudah dua tahun yang lalu. Ini, lahan perkarangan saya di pinggir jalan provinsi dihargai Rp3 juta per meter persegi. Bahkan, ada perkarangan milik Pak Muh hanya Rp1,3 juta per meter persegi. Kalau seperti ini, apakah kami enggak kecewa? Enggak sakit hati? Kami jelas sakit hati. Minimal harus Rp10 juta per meter,” katanya.

Baca Juga: Jumlah Penggugat Tol Solo-Jogja ke PN Klaten Bertambah Jadi 30 Orang

“Jika tidak dipenuhi, kami tak akan menjual perkarangan kami. Lebih baik gagalkan saja, enggak usah lewat lahan kami. Selain saya, ada Pak Agung, Pak Dani, Pak Muji, Pak Andri, Pak Udin, Pak Martoyo, Pak Supri, Pak Hendrik, Pak Jumadi, Pak Muh,” ujar Mundakir.

Luas tanah di Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja berkisar 4.071 bidang atau 3.728.114 meter persegi. Luas tersebut tersebar di 50 desa di 11 kecamatan. Masing-masing kecamatan yang akan dilintasi jalan tol, seperti Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya