SOLOPOS.COM - Ilustrasi domba dorper. (ditjenpkh.pertanian.go.id)

Solopos.com, KARANGANYAR — Peternak di Karanganyar mulai mengembangbiakkan sapi dan kambing/domba jenis impor lantaran harga jual lebih tinggi dibanding jenis lokal. Selain itu secara fisik ternak impor lebih besar dan tinggi.

Pengembangbiakkan sapi dan kambing jenis impor ini dilakukan pada Unit Usaha Peternakan Punukan Desa Ngadiluwih, Kecamatan Matesih. Sedikitnya 300 ekor kambing/domba dan 16 ekor sapi impor dikembangbiakkan di sini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami kembangbiakkan ternak dari Australia. Selain ternak lebih besar juga tahan terhadap penyakit,” kata Ketua Kelompok Ternak Cempaka, Rohmat, ketika dijumpai di Karanganyar, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga: Siasati Mahalnya Pakan, Peternak Karanganyar Budidaya Rumput Pakchong

Dia mengatakan semula hanya delapan ekor sapi dan 16 ekor kambing yang dikembangbiakkan. Modal usaha peternakan ini berasal dari 20 anggota. Dengan jenis sapi yang dikembangbiakkan jenis limosin dan domba jenis dorper, boer, merino garut, dan lainnya. Ternak impor yang dihasilkan secara fisik lebih tinggi, besar dan dagingnya banyak.

“Misalnya saja jenis Dorper posturnya besar, panjang, gempal, ” katanya.

Dari segi produksi, dia mengatakan ternak kambing impor bisa melahirkan tiga kali dalam setahun. Saat ini jenis ternak impor makin banyak dicari. Penjualan ternak impor tinggi biasanya mendekati Hari Raya Iduladha. Meski banyak pula pembeli yang ingin mengembangbiakkan ternak impor untuk diambil susunya.

Sementara harga ternak impor bisa lebih dari dua kali lipat dibanding harga ternak jenis lokal. Kambing boer misalnya, menurut Rohmat, harganya mencapai Rp16 juta per ekor untuk usia dewasa. Sedangkan peranakan ettawa (PE) bisa mencapai Rp30 juta per ekor. Harganya jauh lebih mahal dibanding kambing lokal yang berkisar Rp2 juta-4 juta per ekor.

Baca Juga: UNS Solo Dapat Hibah Kandang Ayam Modern dari PT Charoen Pokphand

Kepala Dinas Pertanian Oangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, Siti Maisyaroh, sebelumnya mengatakan peternak bisa mengajukan bantuan permodalan ke Pemkab. Tiap tahun, APBD kabupaten maupun provinsi menganggarkan hibah permodalan bagi peternak. Bantuan bagi peternak diharapkan mampu memicu perkembangan populasi ternak di Kabupaten Karanganyar.

“Kebutuhan daging masih cukup tinggi. Dari daging sapi, kambing dan unggas,” katanya.

Karakter Domba Dorper

Sebagai informasi, menurut situs http://ditjenpkh.pertanian.go.id/, domba dorper merupakan jenis bangsa komposit yang berasal dari Afrika Selatan. Hewan ini hasil persilangan domba persia berkepala hitam (Black-Headed Persian) dengan domba dorset (Dorset Horn).

Domba ini merupakan salah satu jenis domba tak bertanduk yang paling subur dengan badan yang panjang, bulat, dan dalam, serta perpaduan rambut bulu dan rambut wol tipis dan pendek.

Baca Juga: Alhamdulillah… Para Peternak Dapat Dana Hibah dari Pemkab Karanganyar

Ada dua jenis utama Domba Dorper, yaitu Black Headed Dorper dan White Dorper. Asal-usul genetik dari kedua varian dari breed ini adalah sama, warna yang berbeda hanya dipilih karena preferensi kesukaan.

Domba Dorper memperlihatkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, ketangguhan fisik, tingkat reproduksi dan pertumbuhan serta kemampuan mengasuh anak yang tinggi. Bobot hidup sekitar 36 kg dapat dicapai oleh domba ini pada umur 3–4 bulan. Sedangkan untuk jantan dewasa dapat mencapai bobot hidup 110 hingga 130 kg. domba betina bisa mencapai bobot hidup 80 sampai 110 kg.

Badan domba ini memiliki karakteristik dalam, lebar, panjang, dan padat berisi. Karakteristik teknis tersebut memiliki peran penting dalam pemuliaan domba terutama dari sisi ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya