SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Warga Kampung Kidul Pasar, Laweyan, Solo, yang berbatasan dengan Kelurahan Banaran, Sukoharjo, terganggu dengan bau sampah dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Kelurahan Banaran.

Bahkan karena bau sampah yang sangat mengganggu tersebut beberapa kain dipasang agar sampah tidak kelihatan dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Warga Kampung Kidul Pasar, RT 004/RW 001, Laweyan, Hesti, menjelaskan karena banyaknya sampah dan membuat warga terganggu, kain-kain sampai dipasang untuk menutupi daerah sekitar kali tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hesti mengatakan penutupan pinggir kali dengan menggunakan kain dilakukan karena warga sekitar merasa terganggu dengan aktivitas di kali saat warga mencuci atau memasak.

“Paginya pas mencuci baju itu baunya luar biasa, menyapu juga baunya luar biasa. Apalagi kalau melihat. Makanya ditutup pakai tirai. Ini baunya sudah biasa. Kalau orang lain ke sini bilang masih bau, tapi menurut kami itu sudah enggak bau. Kemarin-kemarin bau sekali, tapi kami sudah terbiasa,” jelas Hesti saat ditemui Solopos.com ketika memasak di dapur rumahnya, Rabu (13/3/2019).

Hesti mengatakan saat musim penghujan ditambah ada banyak angin, bau akan semakin menyengat. Biasanya bau akan tercium saat pagi ataupun sore hari.

“Ini sudah dikeruk jadi baunya sudah berkurang. Tapi kok masih banyak yang buang sampah di sana. Harusnya kalau udah dikeruk berhenti buang sampah di sana. Sama saja nanti masih terus bau,” jelas Hesti.

Warga lainnya, Amat, juga menyampaikan hal yang sama. Sampah-sampah tersebut masih tetap bau meskipun sudah dikeruk. Menurut Amat, apabila ada pengerukan, semua sampah harus dikeruk.

“Baunya sudah tiap hari. Baunya malah tambah karena dikeruk itu. Harusnya dikeruk semua biar enggak bau. Kalau di Laweyan sini udah sampai siang langsung bersih sampah-sampahnya karena langsung dibuang di TPA Putri Cempo dan setelah selesai dibersihkan tempatnya. Bau sampah [dari Banaran] itu sudah tahunan jadi sudah terbiasa,” jelas Amat.

Amat menyayangkan petugas yang sering membuang sampah dedaunan dari TPS ke kali tersebut. Sampah-sampah tersebut sudah menumpuk di pinggir kali yang berada di Kelurahan Banaran, Sukoharjo.

Sampah akan terlihat banyak apabila musim kemarau tiba. “Bekasnya sampai bawah kali sampahnya. Sudah banyak keluhan tapi sampai sekarang belum ada perubahan. Kalau bisa ya kalau enggak ada tempat di kumpulkan situ enggak apa-apa, tapi kalau udah selesai ya harusnya enggak ada sisa,” kata Amat kepada Solopos.com.

Warga Kelurahan Laweyan, Sari Prihartanti, mengatakan sampai rumahnya yang berjarak 400 meter dari sudut kali juga masih tercium bau sampah apabila musim hujan tiba. Setelah dikeruk hampir satu bulan, bau sampah juga tercium sampai ke rumahnya.

“Pas dikeruk itu langsung bau sekali. Itu dikeruk juga enggak tahu diapakan itu, tapi masih bau. Kalau ada angin ya bau. Kasihan itu yang paling dekat kali. Pas hujan itu baunya juga sampai di sini,” jelas Sari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya