SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Mawen, Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Klaten, tidur di teras rumahnya dengan kondisi halaman rumah terendam banjir, Jumat (5/2/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Warga korban banjir Dukuh Mawen, Desa Pesu, Kecamatan Wedi, Klaten, terutama kelompok rentan yang tinggal dekat tanggul Sungai Slegrengan masih mengungsi di kantor Desa Pesu hingga Jumat (5/2/2021).

Kampung mereka kebanjiran akibat tanggul Sungai Slegrengan jebol, Kamis (4/2/2021) petang. Berdasarkan informasi yang Solopos.com himpun, jumlah warga yang masih bertahan mengungsi di kantor desa sekitar 15 orang hingga Jumat siang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Mereka mayoritas terdiri dari warga lansia dan anak-anak. Sementara sebagian warga yang sempat mengungsi ke kantor desa pulang ke rumah masing-masing untuk melihat kondisi rumah.

Baca Juga: Busyet Dah! Baru Sehari Diperbaiki, Besi Penutup Drainase Underpass Makamhaji Kartasura Rusak Lagi

Selain di balai desa, warga korban banjir mengungsi di Masjid Al Bashori, Dukuh Mawen, Pesu, Klaten, serta beberapa rumah tetangga yang tak terdampak banjir. Ada juga warga yang mengungsi ke rumah kerabat mereka di wilayah lain.

Sementara, warga lainnya memilih bertahan di rumah masing-masing menanti air surut. Kadus II Desa Pesu, Totok, mengatakan warga mengungsi ke sejumlah lokasi sejak Kamis sekitar pukul 18.00 WIB.

Pendataan

"Untuk semalam ada sekitar 30 jiwa yang mengungsi ke balai desa. Di luar balai desa ada sekitar 42 jiwa. Karena demi keamanan, semalam ada yang tidak mengungsi," jelas Totok saat ditemui Solopos.com di kantor desa, Jumat.

Baca Juga: Terancam Luapan 3 Sungai, Warga Sragen Kota Tak Tidur 2 Malam Karena Khawatir Banjir

Totok menjelaskan pendataan korban banjir Desa Pesu, Klaten, masih dilakukan hingga Jumat siang untuk memastikan jumlah warga yang masih mengungsi. Ia menjelaskan perkampungan Mawen yang terdampak langsung banjir meliputi RT 006/RW 003, RT 007/RW 004, dan RT 008/RW 004. "Total ada sekitar 127 keluarga yang terdampak," katanya.

korban banjir pesu klaten
Kondisi perkampungan Dukuh Mawen, Desa Pesu, Wedi, Klaten, masih kebanjiran hingga Jumat (5/2/2021) sekitar pukul 10.00 WIB. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Meski berangsur surut, air masih terus membanjiri wilayah Dukuh Mawen hingga Jumat siang. Arus air cukup deras di tengah permukiman. Selain menggenangi permukiman, banjir juga menggenangi akses jalan yang menjadi salah satu jalur alternatif menuju wilayah Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Hingga Jumat siang jalur tersebut masih ditutup dan dialihkan ke jalan lain. Sementara ketinggian air bervariasi dengan ketinggian air di jalan kampung ada yang setinggi lutut orang dewasa. Sementara ketinggian air di dekat tanggul sekitar 1,5 meter.

Baca juga: Cek Covid-19 Dengan GeNose Sudah Tersedia Di Stasiun Solo Balapan Loh, Tarifnya Rp20.000

Kepala Desa Pesu, Klaten, Budi Hartono, mengatakan warga korban banjir terutama yang rumah mereka dekat tanggul Sungai Slegrengan masih mengungsi hingga Jumat malam. Tanggul jebol belum bisa diperbaiki menyusul derasnya aliran air sungai yang terus membanjiri kampung.

Tanggul Jebol

“Semalam yang dekat tanggul itu ketinggian air sekitar 1,5 meter. Untuk sementara warga masih mengungsi sebelum nanti yang jebol diperbaiki,” kata Budi.

Budi juga mengatakan ruas jalan penghubung Desa Pesu dengan Desa Kragilan, Gantiwarno, serta Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul, sementara waktu belum bisa dilintasi. Selain air masih terus membanjiri jalan, beberapa lokasi jalan berlubang dan dikhawatirkan membahayakan para pengguna jalan.

Baca juga: Gerakan Jateng di Rumah Saja, Pelaku Usaha Hiburan Malam Solo Kompak Tutup Total

Budi mengatakan kerusakan akibat banjir itu terutama pada aspal jalan yang mengelupas. Selain itu, ada kerusakan pada bagian pintu sejumlah rumah warga dekat tanggul.

Bantuan logistik untuk para pengungsi dan warga terdampak banjir sudah berdatangan dari BPBD serta donatur. Dapur umum juga sudah didirikan di kantor desa setempat memasok logistik bagi warga terdampak banjir.

Budi mengatakan banjir disebabkan tanggul Sungai Slegrengan jebol tak kuat menahan derasnya serta debit air sungai yang meningkat setelah diguyur hujan pada Kamis petang. Tanggul yang jebol sepanjang 20 meter dengan lebar sekitar 2 meter. Sementara kedalaman tanggul belum bisa diperkirakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya