SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengisian BBM kemasan produk Pertamina. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Solopos.com, KLATEN — Warga yang semula menjadi pelanggan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax mulai beralih menggunakan Pertalite untuk kendaraan mereka. Hal itu mereka lakukan setelah harga Pertamax naik dari Rp9.000 ke Rp12.500 per liter sejak, Jumat (1/4/2022).

Salah satu warga Kecamatan Polanharjo, Alan, 28, menjadi pelanggan Pertamax selama empat tahun. Lantaran ada kenaikan harga sejak Jumat, Alan mulai beralih menggunakan Pertalite.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Karena mahal. Saya sekarang berganti ke Pertalite. Kalau sebelumnya menggunakan Pertamax diisi Rp20.000 bisa untuk empat hari bolak-balik kerja dari Polanharjo ke Klaten Kota. Kalau sekarang paling hanya dua sampai tiga hari,” kata Alan saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (4/4/2022).

Baca Juga: Sambat Harga Pertamax Naik, Driver Ojol di Solo Pilih Pertalite

Pilihan yang sama disampaikan warga Desa Pakahan, Kecamatan Jogonalan, Joni, 43, yang memilih berganti menggunakan Pertalite dari sebelumnya Pertamax untuk bahan bakar mobil pikap miliknya. Mobil itu saban hari dia gunakan untuk kulakan.

“Kalau bagi saya sebagai pedagang yang setiap hari keliling pasar dengan kenaikan ini tentu berat. Tetapi mau bagaimana lagi. Ibaratnya mau demo ya demo seperti apa,” kata Joni.

Joni juga mengaku dipusingkan soal minyak goreng curah yang belakangan sulit didapat. Selama ini, dia kulakan minyak goreng curah untuk memenuhi kebutuhan konsumen di tokonya. Hanya saja, selama hampir sebulan terakhir Joni dibuat bingung untuk memenuhi permintaan minyak goreng curah lantaran terbatasnya stok minyak goreng curah di distributor.

Baca Juga: Harga Resmi Naik, Apa Keuntungan Pakai Pertamax

Lak yo marai ngene to,” kata Joni sembari tepok jidat.

Salah satu pedagang BBM eceran, Azis, 43, mengatakan kenaikan harga otomatis berdampak pada pembelian Pertamax di kios BBM eceran miliknya.

“Pembelian tetap turun. Hampir rata-rata beralih ke Pertalite,” jelas Azis di kiosnya Desa Karangan, Kecamatan Karanganom.

Baca Juga: Mobil Apa Saja Yang Cocok Pakai Pertamax? Simak Ini

Namun, Azis tak bisa memperkirakan berapa banyak pengurangan pembelian Pertamax lantaran saban hari penjualan tidak menentu. Di sisi lain, Azis mengatakan selama ini dia mengambil untung Rp1.000 dari BBM yang dijual.

Harga Eceran

Lantaran harga Pertamax resmi naik, harga ecerannya ikut-ikutan naik dari semula Rp10.000 per liter menjadi Rp13.500 per liter.

“Kalau saya sebagai pengecer mengikuti saja. Yang penting tetap mengambil untung Rp1.000 per liter,” kata dia.

Baca Juga: Jenis BBM Pertamina: Harga, Efek Samping dan Keiritannya

Ditemui sebelumnya, salah satu satu penjaga usaha Pertashop, Yati, mengakui penjualan di Pertashop ikut terdampak kenaikan harga Pertamax. Dia mencontohkan pada Jumat (1/4/2022) dari pagi hingga siang, Pertamax yang terjual sekitar 200 liter. Sebelum ada kenaikan harga, saban hari bisa menjual Pertamax rata-rata 400 liter.

“Kalau usahanya baru buka hampir setahun ini,” kata penjaga Pertashop di wilayah Kecamatan Karanganom tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya