SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Kauman, Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Klaten, menunjukkan prasasti berumur 1.173 tahun di belakang rumahnya, Rabu (5/2/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Supriyanto, 44, warga Dukuh Kauman, Desa Ngrundul, Kecamatan Kebonarum, Klaten, menyimpan prasasti dari batu yang diperkirakan berumur 1.173 tahun di belakang rumahnya.

Prasasti dengan tulisan dari bahasa Jawa kuno atau Kawi itu berada di antara kandang ayam dan bebek di belakang Supriyanto. Prasasti kuno itu berbentuk lingga dengan sebagian berbentuk silinder sementara sebagian lainnya balok.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Prasasti itu berukuran tinggi 82 sentimeter, lingkar atas berdiameter 25 sentimeter, serta bagian bawah berukuran 30 sentimeter x 30 sentimeter. Ada ukiran pada lingkar bagian atas prasasti. Ukiran itu bertuliskan dan berbahasa Jawa Kuno atau Kawi.

Kisah Driver Ojol Karanganyar Jadi Korban Order Fiktif ke Hutan

Angka usia 1.173 tahun itu diketahui dari hasil pembacaan mantan dosen Arkeologi UGM Yogyakarya, Dr. Riboet Dharmosoetopo. Ukiran di prasasti itu bertuliskan "swasti caka warsatita 769 phalguna masa tithi pratipada krsna paksa tatkala sang pamegat anggehan manusuk sima".

Artinya tahun Saka 769 bulan phalguna tanggal 1 parogelap hari Jumat Pahing sang pamget angehan membatasi wilayah sima. Salah satu pegiat Klaten Heritage Community, Harry Wahyudi, mengatakan sesuai pembacaan ukiran, prasasti itu diperkirakan dibuat 25 Februari 847 Masehi atau 1.173 tahun yang lalu.

Prasasti berpenyangga batu bata itu menjadi tempat nongkrong ayam. Hal tersebut terlihat dari jejak kotoran ayam pada ujung prasasti.

Begini Kondisi Lalu Lintas di Purwosari Solo Sehari Sebelum Ditutup Untuk Proyek Flyover

Supriyanto menceritakan prasasti awalnya tergeletak di pekarangan belakang rumahnya. “Dulu di pekarangan itu ada rumah adik kakek saya bernama Reso Harjono. Kemudian prasasti itu saya pindah ke sini [belakang rumah Supriyanto],” kata Supriyanto saat ditemui di rumahnya, Rabu (5/2/2020).

Supriyanto tak mengetahui asal usul prasasti itu termasuk nilai sejarahnya. Dia hanya mengetahui benda tersebut peninggalan kakeknya yang pernah menjabat pamong desa. Supriyanto mengaku rutin membersihkan prasasti sesuai pesan Reso agar merawat benda itu.

Sementara itu, petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah (Jateng) yang mendatangi rumah Supriyanto awalnya berniat membawa prasasti itu untuk dirawat di balai. Kotoran ayam yang menempel dikhawatirkan membuat prasasti rusak.

Gagal Nyalip, Perempuan Pengendara Motor di Boyolali Jatuh dan Terlindas Bus

Setelah mengetahui prasasti itu rawan rusak lantaran kotoran ayam, Supriyanto meminta prasasti itu tetap berada di rumahnya dan berencana memindahkannya ke dalam rumah.

“Kalau pemiliknya sanggup merawat, prasasti tidak kami bawa. Bagi masyarakat yang di rumahnya ada batu temuan cagar budaya kami imbau untuk rutin membersihkan dan menempatkannya di lokasi yang aman,” kata salah satu anggota staf BPCB Jateng, Harun Arosyid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya