SOLOPOS.COM - Kepala BNPB, Doni Monardo (tengah) saat berada di barak pengungsian Balerante, Kemalang, Klaten, Kamis (19/11/2020). (Ponco Suseno/Solopos)

Solopos.com, KLATEN -- Jumlah warga Klaten yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III lereng Gunung Merapi sebanyak 1.026 orang. Mereka tersebar di tiga desa di Kecamatan Kemalang, yakni Balerante, Tegalmulyo, dan Sidorejo.

Sejauh ini sebagian warga Balerante dan Tegalmulyo telah menempati barang pengungsian. Mereka sudah mengungsi tak lama setelah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status Merapi dari waspada ke siaga, Kamis (5/11/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jumlah pengungsi dari Tegalmulyo, hingga Jumat (20/11/2020) ada sekitar 106 orang. Mereka dari tiga dukuh, yakni Canguk, Sumur, dan Pajegan. Sementara pengungsi dari Balerante mencapai 279 orang. Mereka dari Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Gondang, Sukorejo, dan Ngelo.

Coblosan di Tengah Pandemi, KPU Klaten: Jangan Takut Datang ke TPS!

Pemkab Klaten mewajibkan warga yang berada di pengungsian untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari penularan Covid-19. "Potensi warga yang akan mengungsi di lereng Gunung Merapi mencapai 1.026 orang. Jumlah tersebut berada di 10 dusun dari tiga desa yang ada," kata Penjabat sementara (PJs) Bupati Klaten, Sujarwanto Dwiatmoko, kepada Solopos.com di Balerante, Kamis (19/11/2020).

Warga Diminta Mengungsi

Ia mengimbau warga di KRB III untuk segera mengungsi demi mengantisipasi hal yang tak diinginkan mengingat aktivitas Merapi yang terus meningkat. Kelompok rentan menjadi skala prioritas yang harus diungsikan. Di antara kelompok rentan itu, seperti lanjut usia (lansia), ibu hamil (bumil), balita, dan penyandang disabilitas. "Kami jelaskan terus soal risikonya jika warga tak mengungsi," katanya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, sempat mengunjungi barak pengungsian di Desa Balerante. Ia menekankan pentingnya menjaga protokol kesehatan agar tak hanya selamat dari bahaya erupsi Merapi, tapi juga dari bahaya Covid-19. Ia mengingatkan jangan sampai muncul klaster Covid-19 di barak pengungsian.

Debat Pilkada Klaten: Jawaban Paslon Dinilai Kurang Mendalam dan Konkret

Sementara ini, sejumlah warga yang mengungsi menempati barak pengungsian di tiga desa yang merupakan tempat evakuasi sementara (TES). Jika erupsi Gunung Merapi terjadi, warga diminta mengungsi di beberapa selter dan desa paseduluran yang menjadi tempat evakuasi akhir (TEA).

"Di Klaten ada tiga selter, masing-masing Selter Demakijo [Karangnongko], Selter Menden [Kebonarum], Selter Kebondalem Lor [Prambanan]. Lantaran ini juga masih berlangsung pandemi Covid-19, penggunaan selter itu akan disesuaikan dengan protokol kesehatan juga," kata Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya