SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Grobogan (Espos)–Memasuki pertengahan musim kemarau ini, warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Grobogan mulai kekurangan air bersih. Namun hingga, Rabu (5/8),  Pemkab setempat belum juga melakukan droping air bersih ke wilayah yang kekeringan.

Akibatnya sebagian warga ada yang harus berjalan cukup jauh untuk mendapatkan air bersih. Tidak hanya itu, ada juga warga yang nekat membuat sumur di sungai yang sudah mengering agar bisa mendapatkan air bersih.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Wisto, warga Desa/Kecamatan Geyer, untuk mendapatkan air mereka terpaksa membuat belik atau sumur di sungai dekat rumahnya. Meski air yang didapatkan tidak terlalu bersih namun warga tetap menggunakannya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Agar bisa dipakai untuk mandi dan kebutuhan lainnya, kita endapkan semalam sehingga bisa jernih dan rasanya tidak asin lagi,” ujarnya.

Sebenarnya selain Desa Geyer, di Kabupaten Grobogan sendiri terdapat sebanyak 116 desa yang rawan kekeringan. Desa rawan kekeringan itu tersebar di 15 kecamatan  meliputi Ngaringan, Wirosari, Tawangharjo, Gabus, Kradenan, Pulokulon, Purwodadi, Toroh, Geyer, Penawangan, Karangrayung, Kedungjati, Grobogan dan Brati.

Kendati sudah banyak warga yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih namun, warga mengaku sampai kemarin belum menerima bantuan air bersih dari Pemkab Grobogan seperti tahun sebelumnya.

“Sampai saat ini kami belum menerima bantuan air bersih,” tutur, Jiono, warga Geyer lainnya.

rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya