SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan jalan. (Ilustrasi/Solopos Dok)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebagian warga Kabupaten Karanganyar kurang setuju dengan pembangunan jalan lingkar timur-selatan Solo yang akan melewati wilayah mereka. Warga lebih memilih agar dibangun jalan lingkar ketimbang tol.

Salah satu tokoh Desa Kebak, Kecamatan Kebakkramat, Murdo, mengatakan jalan lingkar dapat memberi kesempatan kepada masyarakat di sekitarnya untuk ikut  berkembang secara ekonomi. Sedangkan jika dibuat jalan tol, menurutnya, perekonomian masyarakat di sekitarnya tidak ikut berkembang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Karena alasan itu, saya pilih jalan lingkar daripada jalan tol,” ujarnya, Jumat (6/1/2023).

Selain itu, jalan lingkar juga dinilai akan membuka kesempatan bagi semua lapisan masyarakat untuk ikut mengaksesnya. Berbeda dengan jalan tol yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda empat dan berbayar.

Namun demikian, mantan Kades Kebak ini menyerahkan keputusan pembangunan jalan tersebut kepada pemangku kabijakan. “Tentunya mereka punya pertimbangan-pertimbangan sebelum memutuskan,” ujarnya.

Warga Desa Jaten, Kecamatan Jaten, Tardi, mengaku tidak mempermasalahkan rencana pembangunan jalan tol lingkar timur-selata Solo maupun jalan lingkir. Pasalnya, infrastruktur itu tidak membawa dampak langsung kepadanya.

“Kalau saya ngikut saja apa yang akan dilakukan pemerintah. Pastinya apa yang mereka rencanakan punya tujuan yang baik,” ujar petani yang tinggal di Dusun Sawahan, Desa Jaten ini.

Bupati Tak Setuju Tol

Diberitakan sebelumnya, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, tidak setuju dengan konsep jalan tol dalam rencana pembangunan jalur lingkar timur-selatan Kota Solo. Menurutnya, jalan tol justru akan mematikan ekonomi di sekitar jalan yang dilaluinya.

Yuli, sapaan Juliyatmono, lebih setuju dengan konsep jalan lingkar atau ring road yang dinilainya akan membawa dampak perekonomian yang lebih baik dibandingkan jalan tol.

“Sampai sekarang belum ada pembicaraan dengan saya di Karanganyar tentang rencana pembangunan jalan tol karena masih dalam tahap studi kelayakan. Tapi saya tidak setuju dengan konsep jalan tol karena justru akan mematikan ekonomi di sekitarnya,” ujar Yuli saat ditemui seusai melantik 11 kepala desa baru di Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Karanganyar, (28/12/2022).

Ia menjelaskan pembangunan jalan tol akan menimbulkan orang kaya baru (OKB). Namun hanya mereka yang mendapat untung dari pembebasan lahan terkena proyek. Sedangkan pemilik lahan di sekitarnya tidak demikian.

Selain itu, dengan adanya jalan tol, kawasan di sekitarnya justru akan mati karena akses nya menjadi terbatas, tidak bisa dikembangkan. “Kalau ada jalan tol, yang kaya hanya yang dapat ganti rugi. Dan kalau ada jalan tol [lahan] yang lainnya di sekitar jalan tol malah mati tidak bisa berkembang,” imbuhnya.

Pemkab Karanganyar memperkirakan ada tiga kecamatan yang akan terkena proyek jalan tol lingkar timur-selatan Solo. Tiga kecamatan itu meliputi Kebakkramat, Tasikmadu, dan Jaten.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Karanganyar, Margono, mengatakan saat ini proyek nasional tersebut masih tahap perencanaan awal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya