SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

GUNUNGKIDUL—-Beralasan kekurangan dana, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kulonprogo enggan mengawasi kerusakan lingkungan di areal penambangan emas di Desa Kalirejo dan Hargorejo, Kokap. Padahal sudah ada warga yang tercemar limbah mercuri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala KLH Kulonprogo Hery Purnomo mengatakan, pengawasan terhadap penambangan emas oleh warga di wilayah Kokap tidak dilakukan sejak lama. Terakhir kali pengawasan dilakukan 2005 silam dan dilakukan. Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY.

Ia menjelaskan, saat melakukan pengkajian dan pengujian sampel kuku dan rambut warga, ditemukan limbah mercuri pada sampel-sampel tersebut. Dalam jangka waktu lama, tentu saja menyebabkan berbagai penyakit seperti minamata.

“Karena keterbatasan anggaran jadi kami memang tidak mengawasi penambangan di Kokap. Lagi pula, penambangan itu kan tidak berizin jadi harusnya masuk ranah yustisi untuk melakukan penertiban,” kata Hery, Jumat (23/11/2012).

Dia mengatakan, sesuai kemampuan anggaran KLH hanya mengawasi lima titik dalam standar pelayanan minimal (SPM). Yakni di pabrik PT Sung Chang, RSUD Wates, RS Boro Kalibawang, Amarta Karya dan Batik Faras.

Pengawasan SPM meliputi empat hal yakni, pengendalian pencemaran air dari industri, informasi kerusakan lahan akibat produksi biomasa, udara, serta penanganan kasus lingkungan. “Informasi kerusakan lahan kami hanya punya petanya saja,” terangnya.

Tidak adanya pengawasan limbah penambangan emas cukup mengherankan karena di lokasi itu akan dilegalisasi menjadi wilayah penambangan rakyat. Saat ini, rencana memasuki tahap konsultasi dengan Kementerian ESDM.

Terpisah, Sekertaris Desa (Sekdes) Kalirejo Jemingin mengatakan, efek negatif limbah mercuri dari penambangan di daerahnya cukup besar. Menurutnya, keuntungan yang diperoleh dari penambangan itu tidak sebanding dengan efek negatif yang dihasilkan.

Dia mencontohkan, mercuri dari limbah tambang sudah mencemari sungai. Sumur yang berada di sekitar sungai tidak luput dari pencemaran ini. “Padahal warga memanfaatkan air sumur untuk keperluan sehari-hari,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya