SOLOPOS.COM - Ilustrasi toilet portabel (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Limbah lumpur tinja rumah tangga di RT 005/RW 011 Pucang Sawit, Jebres, Solo, hingga saat ini masih dibuang di parit Mbelik Jambe.

Menurut informasi yang dihimpun Solopos.com, sebagian besar warga di RT 005/RW 011 Pucang Sawit, Jebres, Solo, telah memiliki toilet pribadi namun tidak dilengkapi dengan fasilitas kakus. Dari sekitar 35 kepala keluarga (KK) di RT tersebut, hanya kurang dari 15 keluarga yang mempunyai fasilitas toilet pribadi dengan kakus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut salah seorang warga RT setempat, Suwarni, karena terkendala dengan tidak dimilikinya fasilitas kakus, hampir seluruh warga di RT 005/RW 011 Pucang Sawit akhirnya beralih menggunakan WC umum yang tersedia. Pengguna WC umum yang terlampau banyak membuat septic tank penuh dan limbah lumpur tinja mengalir ke parit yang muaranya sampai Sungai Bengawan itu.

“Hampir seluruh warga RT 005/RW 011 Pucang Sawit memakai fasilitas WC umum itu [di sekitar mereka], setiap hari lumpur tinja bisa membludak sampai parit. Parit itu jadi penuh dengan limbah manusia itu. Selain dari WC umum, setahu saya ada rumah warga yang membuang limbah tinja ke parit itu,” ujar Suwarni di rumahnya, Jumat (16/5/2014).

Suwarni menambahkan WC umum sudah digunakan warga RT 005/RW 011 lebih dari 10 tahun. Warga terpaksa memanfaatkan WC umum lantaran tidak mempunyai lahan yang cukup untuk membangun toilet dengan kakus dan septic tank pribadi.

“Saya sendiri tidak punya lahan untuk membuat saptic tank. Beberapa warga di sini juga mungkin mengalami hal serupa. Kami tergolong rumah padat penduduk. Tanah hanya cukup untuk membangun rumah,” ujar Suwarni.

Senada dengan Suwarni, Ketua RT 005/RW 011 Pucang Sawit, Warno, mengatakan karena keterbatasan fasiltas toilet pribadi dan banyaknya antrean pengguna WC umum bahkan ada warga nekat membuang limbah tinja di lokasi parit Mbelik Jambe secara langsung.

“Banyak warga bahkan turun ke parit. Karena WC umum penuh atau pas malam hari tidak keliatan, mereka nongkrong di sana untuk buang air,” ujar Warno.

Kondisi WC umum di tempat itu juga kumuh karena banyak lumut menempel di tembok bagian dalam dua bilik WC. Terdapat pompa air sumur di depan fasiltas WC yang masih kerap dimanfaatkan warga sekitar. Di saat tidak turun hujan, air dalam parit hanya mengalir sebagian dalam parit selebar 30 cm. Kondisi tersebut membuat lumpur tinja dan limbah rumah tangga terlihat di parit yang mengering.

Warno mengatakan pernah menghimbau kepada warganya untuk lebih merawat lingkungan dengan cara bergantian merawat WC umum itu. Jumlah pengguna yang tergolong banyak membuat perawatan itu menjadi terkendala.

“Saat ini ada satu orang yang berjaga untuk merawat WC umum. Saya khawatir jika kondisi lingkungan RT 005/RW 011 Pucang Sawit tambah kumuh dan mengancam kesehatan warga,” ujar Warno.

Warno menambahkan dalam beberapa kesempatan rapat atau kumpul dengan warga, keinginan mereka adalah membangun fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) komunal lebih layak seperti yang ada di beberapa kelurahan lain di Kecamatan Jebres. Warga tidak berminat untuk membangun toilet dengan kakus pribadi lantaran terbatas lahan dan biaya pembangunan.

“Saat ini warga tengah menunggu kepastian akan pembanguunan MCK komunal yang lebih layak seperti di Kelurahan Gandekan dan yang ada di RT 001/RW 011 Pucang Sawit dari USRI. Kami belum tahu waktu akan dibangun MCK komunal itu. Semoga dalam waktu dekat ini minimal Agustus depan sudah terealisasi atau mungkin pemerintah kota mempunyai solusi lain secepatnya karena warga benar-benar membutuhkan sarana MCK itu,” ujar Warno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya