SOLOPOS.COM - Sejumlah papan pengumuman BBM kosong terpasang di SPBU 34-16117, Kelurahan Pasir Mulya, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (8/8/2022). (Antara/Arif Firmansyah)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pengendara sepeda motor di Kota Solo dan sekitarnya merasa keberatan seandainya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.

Diki Saputra, 23, warga Kecamatan Ceper Klaten, setidaknya pergi ke Solo dua kali. Ia bekerja sebagai buruh tani di lahan milik saudaranya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Seminggu dua kali ke Solo menemui keluarga, teman, kan dulu juga kuliah di Solo,” papar dia saat berbincang dengan Solopos di sebuah warung makan yang berlokasi di kawasan Jebres, Senin (22/8/2022)

Ia mengaku keberatan seandainya harga Pertalite terealisasi menjadi Rp10.000 . Hal itu bila ia bandingkan dengan penghasilannya yang hanya Rp900.000. “Keberatan. Ya pastinya bila dihitung sama pendapatanku karena buruh [tani] dan belum mapan [mendapat kerjaan pasti],” kata dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia juga tak mempunyai opsi lain selain menggunakan sepeda motor untuk pergi ke Solo. Bila naik KRL, Diki harus menuju Stasiun Ceper yang berjarak dua km dari rumahnya. Sampai di Stasiun Balapan, ia harus beralih moda transportasi lagi untuk menuju rumah saudara di Jebres.

Baca Juga: Ekonom Sebut Harga BBM Subsidi Naik, Inflasi Melonjak

“Tidak ada akses angkutan umum yang nyaman untuk ke Kota Solo. KRL pun ya harus nyambung dengan bus. Rp15.000 bisa pulang pergi Solo Klaten dua kali. Bus sekali pulang pergi Rp20.000 sudah dengan ojek menuju terminal,” jelas dia.

Sementara itu, Riko Yulio, 25, mitra ojek online (ojol) yang berdomisili di Kampung Ngoresan, Kecamatan Jebres mengaku kenaikan harga Pertalite bisa memengaruhi pendapatannya. Saat ini Riko menghabiskan Rp10.000 hingga Rp15.000 per hari untuk membeli BBM jenis Pertalite.

“Sehari narik habis sekitar Rp10.000 sampai Rp15.000 per hari. Tergantung jarak orderan. Kalau naik ya minimal jadi Rp15.000 sehari. Iya [naik setidaknya Rp5.000],” kata dia saat dihubungi Solopos.

Riko menilai kenaikan harga Pertalite sangat berdampak bagi pendapatannya mengingat pendapatan ojol juga bergantung pada biaya pengeluaran BBM. Tak ada pilihan lain. Ia mengatakan tak bisa menyesuaikan dengan cara lain, misalnya dengan mengubah pangkalannya.

Baca Juga: Anggota DPR Ingatkan Pemerintah Tidak Gegabah Naikkan Harga BBM

“Ya sangat berdampak soale para ojol sangat bergantung dengan bensin [BBM]. Apabila [harga Pertalite] naik, pengeluaran jadi semakin banyak,” kata dia.

Berdasarkan pantauan Solopos, Senin (22/8/2022) harga Pertalite di SPBU Jl Ir Sutami Jebres masih di angka Rp7.650 per liter. Begitu juga di SPBU Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS).

Sebelumnya, Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan proyeksi itu disampaikan dengan asumsi harga pertalite dinaikkan ke angka Rp10.000 per liter dari harga subsidi yang berlaku saat ini yakni Rp7.650 per liter.

“Diperkirakan inflasi tahun ini tembus 6 persen hingga 6,5 persen year on year. Dikhawatirkan menjadi inflasi tertinggi sejak September 2015,” kata Bhima, seperti dilansir Bisnis Sabtu (20/8/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya