SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga yang berobat ke UPT puskesmas rata-rata lebih memilih pengobatan dengan injeksi atau suntikan, terutama generasi tua. Padahal penggunaan injeksi di UPT puskesma dibatasi.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Salah satu warga Desa Karangduwet II, Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, kecewa ketika tidak disuntuk dan hanya diberi obat. Ia berobat ke UPT Puskesmas Wonosari I karena tiba-tiba tidak bisa jalan lantaran persendiannya nyeri.

“Saya minta disuntik tapi tidak boleh. Cuma dikasih obat padahal saya ingin sekali disuntik biar cepat sembuh,” papar warga yang enggan disebutkan namanya itu kepada Harian Jogja.com, Rabu (31/7/2013).

Hal senada juga diungkapkan Wahadi. Ia heran kenapa susah sekali meminta suntikan di puskesmas.

Kepala UPT Puskesmas Wonosari I, Diah Prasetyorini mengatakan pasien yang berobat terutama dari warga desa dan sudah tua memang lebih suka disuntik. Menurut Diah, hal itu disebabkan pola pikir yang tidak beubah dari dulu. Ia menilai warga masih terpatri pada kebiasaan pengobatan lama.

“Padahal penggunaan injeksi di UPT Puskesmas sekarang dibatasi hanya 10% pasien yang berobat. Selain itu pemberian injeksi tidak bisa sembarangan diberikan,” tutur dia.

Diah menambahkan ada indikasi kapan injeksi harus diberikan atau tidak. Injeksi bisa diberikan kepada pasien yang terserang asma yang akut, nyeri perut yang parah.

“Namun semua harus diobservasi dahulu, ketika obat yang dimakan memang tidak bisa menanggunali, baru diberi injeksi. Makanya kewenangan untuk memberikan injeksi ada di rumah sakit,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya