Grobogan (Solopos.com)–Masyarakat di 110 desa yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Grobogan mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian
Warga terpaksa mengambil air dari saluran atau sumur warga yang masih ada airnya. “Setiap musim kemarau, warga sudah biasa mencari sumber air yang masih ada airnya. Bahkan tak jarang warga terpaksa mengambil air dari saluran yang digali di pinggirannya untuk dibuat sumur kecil,” terang Sriyanto warga Ngaringan, Minggu (10/7).
Karena harus menunggu rembesan air terkumpul dalam sumur dadakan tersebut, lanjutnya, warga harus sabar untuk bisa mendapatkan air satu ember atau satu drigen air kapasitas 20 liter. “Warga harus rela menunggu berjam-jam untuk bisa mendapatkan air. Selain itu warga juga mencari sumur yang masih keluar airnya. Meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh,” tuturnya.
Terpisah Kasubag Sosial Bagian Sosial Setda Grobogan Drs FX Gintono Bejo mengatakan, sampai saat ini dari data yang masuk ke Bagian Sosial sudah ada 110 desa yang tersebar di 15 kecamatan mengalami kekeringan. “Sebagian besar warga di 110 desa tersebut saat ini sudah mengalami kesulitan air bersih. Bahkan melalui kepala desa setempat sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih ke Pemkab Grobogan,” ungkap Gintono.
Untuk itu, sambung Gintono, pihaknya masih berkoordinasi untuk rencana pengedropan air bersih ke desa-desa yang membutuhkan bantuan termasuk menyiapkan armada tangki untuk pengedropan. “Hanya saja, masalahnya saat ini Setda hanya punya dua mobil tangki dan kebetulan salah satu mobil tangki tersebut untuk mendukung mobil pemadam kebakaran (Damkar). Kemungkinan kita akan meminta bantuan mobil tangki dari PDAM dan Dinsosnakertrans,” pungkasnya.
(rif)