SOLOPOS.COM - BAHAS WADUK -- BERBINCANG-BINCANG-Camat Giriwoyo, Sunyoto (kanan) berbincang-bincang dengan salah satu tokoh masyarakat daerah lokasi pembangunan Waduk Pidekso, Aris Sularno (kiri) usai acara dengar pendapat di Grha Paripurna DPRD Wonogiri, Selasa (28/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Wonogiri (Solopos.com) – Setelah berkali-kali media massa memberitakan soal keresahan warga di lokasi pembangunan Waduk Pidekso, di Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, anggota DPRD Wonogiri yang duduk di Komisi A, B dan C, akhirnya menggelar dengar pendapat dengan pihak terkait, Selasa (28/6/2011) di Grha Paripurna DPRD Wonogiri.

BAHAS WADUK -- Camat Giriwoyo, Sunyoto (kanan) berbincang-bincang dengan salah satu tokoh masyarakat daerah lokasi pembangunan Waduk Pidekso, Aris Sularno (kiri) usai acara dengar pendapat di Grha Paripurna DPRD Wonogiri, Selasa (28/6/2011). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada acara dengar pendapat tersebut warga tetap menolak pembangunan waduk tersebut. Namun warga tetap menyetujui kegiatan yang dilakukan oleh petugas di lokasi pembangunan. Kegiatan yang dimaksud di antaranya pengukuran luas lahan dengan pemberian patok. Persetujuan warga itu dibuktikan dengan sikap diamnya ketika Ketua Komisi C DPRD Wonogiri, Setyo Sukarno yang memimpin acara menegaskan bahwa kegiatan pembangunan waduk belum dilakukan, kegiatan saat ini merupakan proses awal menuju pembangunan.

Sedangkan, dana kegiatan sudah dialokasikan di APBN. “Kegiatan tahun ini masih tahap studi kelayakan dan desain. Dana untuk kegiatan itu sudah dialokasikan pada APBN, jadi biar dilanjutkan dan sikap warga bisa ditentukan pada 2012 saat dilakukan proses pemuatan Amdal maupun persetujuan,” kata Setyo. Pernyataan anggota DPRD asal Baturetno itu disepakati peserta . Legislator lain seperti Dwi Hatmoko, Wahyudi, Martanto, Sardi dan Ngadiyono menyatakan, pematokan lahan di lokasi membuat warga resah. Mereka berharap pemerintah menyiapkan lokasi alternatif baru untuk lokasi pembangunan waduk.

Sementara itu, Kades Tukulrejo, Kenthut Suparyono mewakili empat Kades yang lain menuturkan, warga di empat desa, yakni Bulurejo, Pidekso, Tukulrejo dan Gedongrejo, tetap menolak pembangunan Waduk Pidekso.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Aris Sularno menyatakan hendaknya setiap pembangunan dimulai dari fondasi atau bawah. “Seperti rencana pembangunan Waduk Pidekso, hendaknya dimulai dari masyarakat namun kami menggambarkan proses pembangunan Waduk Pidekso dimulai dari atas sehingga tidak akan mulus.”

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Hari Suprayogi menyatakan, rencana pembangunan Waduk Pidekso sudah ada sejak 1984 seiring dengan peresmian Waduk Gajah Mungkur (WGM). “Seiring perjalanan waktu, sedimentasi WGM cukup cepat. Di samping itu, keberadaan WGM ternyata tidak bermanfaat bagi masyarakat Wonogiri. Untuk itulah dibangun Waduk Pidekso agar air yang ditampung bisa untuk mengairi lahan warga. Ditinjau dari sumbangan sedimentasi, aliran sungai dari Pidekso masih sedikit,” jelasnya.

tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya