SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Warga di Kecamatan Gantiwarno, Klaten mendesak normalisasi Kali Afur segera dilakukan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pasalnya, kondisi kali yang melintasi beberapa desa di kecamatan tersebut sudah tak mampu menampung debit air di musim hujan. Akibatnya, puluhan bahkan ratusan hektare sawah tenggelam sehingga membuat petani selalu gagal panen.

Kadus III Mutihan, JS Budiyanto, 40, ketika ditemui Solopos.com di balaidesa setempat, awal pekan kemarin mengatakan, sedikitnya 15 hektare lahan pertanian di desanya selalu tenggelam saat musim hujan. Wilayah yang parah menurutnya berada di blok 14-19 yang terletak di sebelah selatan Balaidesa Mutihan.

“Air dari Kali Afur Mutihan masuk ke areal persawahan lewat saluran yang awalnya berfungsi membuang air dari sawah ke kali itu. Sedimen di kali afur sangat banyak. Kami berharap pemerintah segera menangani masalah tahunan ini. Sekarang memang belum banjir karena curah hujan belum deras,” ungkap dia.

Ia menambahkan, normalisasi kali afur harus dilakukan mulai dari hulu sampai hilir. Jika hanya sebagian wilayah saja yang dinormalisasi, lanjut dia, wilayah yang lain tetap akan mengalami banjir. Semua aliran air itu saling berhubungan satu sama lain.

“Permasalahan ini tidak bisa diselesaikan sepotong-sepotong. Harus keseluruhan,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, setiap musim hujan, selama 50 tahun terakhir, lebih dari 40 hektare lahan pertanian di Desa Katekan, Kecamatan Gantiwarno, selalu kebanjiran. Saluran dari Kali Afur Paten yang tidak mampu menampung curah hujan diduga menjadi penyebab utama kondisi tersebut.

Praktis, para petani tak pernah memanen hasil tanaman pangan yang sebelumnya mereka tanam. Kades Katekan, Saridi, 59, ketika ditemui Espos di kantornya, Kamis (6/12/2012), mengatakan kondisi wilayahnya yang berada di bawah perbukitan membuat air secara otomatis mengalir ke wilayahnya. Air yang mengalir itu tak dapat keluar dari wilayahnya karena posisi saluran pembuangan yang mengarah ke Kali Afur Paten lebih rendah dari pada permukaan tanah di kali tersebut.

“Tidak ada jalan lain untuk menanggulangi bencana tahunan di desa kami selain normalisasi Kali Afur Paten. Kalau pemerintah sudi mendanani pengerukan kali itu satu meter saja, saya yakin, aliran air akan lancar dan banjir di desa kami tidak akan terulang kembali,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya