SOLOPOS.COM - Para warga Dukuh/Desa/Kecamatan Jenar, Sragen, melakukan pembenahan di lingkungan Kandang Wayang Jenar, Sragen, Sabtu (26/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Masyarakat Dukuh Jenar, Desa Jenar, yang merupakan desa tertinggal di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ternyata dilarang menggelar pementasan wayang alias wayangan.

Perlu diketahui, Desa Jenar merupakan desa tertinggal di Bumi Sukowati berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam data tersebut, disebutkan Desa Jenar menempati peringkat 59.865 dari seluruh desa di Indonesia dengan nilai IDM-nya sebesar 0,5775.

Masuk dalam kategori desa tertinggal di Sragen, Jenar ternyata menyimpan kisah misteri yang membuat masyarakatnya takut untuk mengadakan pentas wayang.

Baca Juga:  Denny Caknan Bakal Manggung di Solo, Ini Jadwal dan Lokasinya!

Kalau ada warga yang nekat menggelar wayangan maka satu keluarga bisa meninggal dunia. Mitos itu sampai sekarang masih diyakini warga setempat.

Kepala Desa Jenar, Samto, menjelaskan karena adanya Situs Kandang Wayang itulah maka warga di Dukuh Jenar, khususnya RT 1 dan RT 2 di RW 1, tidak boleh mengadakan wayangan.

Baca Juga: Zonasi PPDB 2022 SMA Negeri di Sragen, Yuk Cari Tahu!

“Saya yang sudah berumur 50 tahun ini belum pernah menyaksikan warga Dukuh Jenar ini menanggap wayang. Sebelum saya lahir belum ada warga yang berani menggelar wayangan. Dari cerita-cerita simbah-simbah dulu, pada zaman dulu pernah ada satu keluarga nekat menggelar wayangan saat pesta pernikahan. Akhirnya, satu keluarga bersama pengantinnya habis, meninggal dunia. Saat itu mungkin orang tua saya belum menikah,” jelas Samto saat ditemui wartawan, Rabu (16/3/2022).

Penjelasan Samto itu diamini sesepuh Dukuh Jenar, Darso Wiyono, yang sudah berumur 92 tahun. Darso menerangkan keberadaan Kandang Wayang itulah yang menyebabkan satu dukuh di Desa Jenar, yang merupakan desa tertinggal di Sragen tidak boleh menanggap wayangan.

Baca Juga:  Ternyata Masih Ada 2 Desa Tertinggal di Karanganyar, Ini Lokasinya

Dia mengungkapkan dulu pernah ada yang nekat menggelar pentas wayang. Satu keluarga itu habis, bahkan sampai generasi ketiga.

“Ya, seperti pagebluk [wabah] begitu. Bahkan saat itu ada suara gaib yang berbunyi mengancam, kalau nekat diulang lagi maka akan dihabis sampai sak keturunannya. Sejak saat itu sampai sekarang tidak ada yang berani menggelar wayangan di dukuh ini,” ungkap Darso.

Baca Juga:  Bikin Heboh Saat CFD, Berapa Tinggi Menara Masjid Sriwedari Solo?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya