SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)–Proses musyawarah harga ganti rugi lahan yang terkena proyek pembangunan jalan tol Solo-Mantingan, di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Rabu (27/5) malam, berakhir buntu. Bahkan karena tidak menerima harga yang ditawarkan panitia, sebanyak 238 pemilik lahan dan bangunan memilih keluar meninggalkan ruang pertemuan meski acara belum resmi diakhiri.

Musyawarah dengan agenda tawar menawar harga yang dilaksanakan di Balaidesa Dibal sedianya dimulai pukul 19.00 WIB, namun molor hampir satu jam karena tamu undangan yang sebelumnya telah berada di dalam ruang pertemuan, kembali keluar untuk mengisi daftar presensi.
Sejak awal, pertemuan yang dipimpin langsung Wakil Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Boyolali, Sukamto, terlihat memanas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di tengah forum dan pemaparan panitia, beberapa warga melontarkan suara-suara mengganggu sebagai bentuk ketidaksepakatan jika musyawarah malam itu untuk membahas harga ganti rugi. Pasalnya, warga menilai data hasil pengukuran lahan tanah dan bangunan yang disuguhkan panitia, tidak akurat. Bahkan, sebagian warga menilai data yang diterima 95 persen keliru.

Tidak ada protes berarti ketika panitia menyebutkan harga ganti rugi bangunan. Disebutkan, ganti rugi bangunan permanen dua lantai Rp 2,4 juta/meter persegi. Sedangkan bangunan satu lantai Rp 1,8 juta dan Rp 800.000-Rp 900.000/meter persegi untuk bangunan semipermanen.

Suasana berubah gaduh ketika panitia memaparkan harga ganti rugi tanah pekarangan dan sawah. Disebutkan tanah pekarangan kelas I dihargai Rp 300.000/meter persegi, kelas II Rp 250.000/meter persegi dan kelas III Rp 225.000/meter persegi. Sedangkan tanah sawah dihargai Rp 175.000/meter persegi.

Warga kecewa setelah mengetahui harga ganti rugi yang ditawarkan terlampau rendah. Sebagai bentuk protes, mereka memilih meninggalkan ruang pertemuan pada pukul 22.45 WIB meski musyawarah belum resmi diakhiri.

Wakil Ketua P2T Boyolali, Sukamto menyatakan akan segera menurunkan tim untuk kembali melakukan pengukuran bangunan dan tanah dengan melibatkan warga.

dwa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya