SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mulai membersihkan bekas lumpur pada Senin (14/12/2020) pagi. Lumpur terbawa luapan air Sungai Bengawan Solo pada Minggu (13/12/2020) malam. (Istimewa/Dokumentasi Pribadi)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Warga RT 007/RW 006, Dukuh Daleman, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Karanganyar menagih janji Pemkab Karanganyar untuk membangun parapet di tepi Bengawan Solo sisi timur. Tiap musim hujan, warga tersebut selalu jadi korban banjir akibat meluapnya air Bengawangan Solo.

Sementara itu, Pemkab Karanganyar melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) menyebut pembangunan parapet di bantaran sungai menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua RT 007, Budi H. S., menyampaikan Pemkab Karanganyar pernah berjanji akan membangun parapet tepi Bengawan Solo di sisi barat permukiman. Janji itu disampaikan Bupati Juliyatmono saat ia dan rombongan pejabat Pemkab meninjau lokasi pada 2018.

Bengawan Solo Meluap, 15 Rumah Warga Daleman Karanganyar Kebanjiran

"Bapak Bupati sampun rawuh wonten Daleman tahun 2018. Katanya mau ditalut [dibangun parapet] di pinggiran kampung sebelah barat [bantaran]. Sepanjang belakang rumah warga dari selatan ke utara. Sampai sekarang belum ada aksi apa pun," kaya Budi saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (14/12/2020).

Langganan Banjir

Hal senada disampaikan Kepala Dusun (Kadus) Banaran, Desa Ngringo, Guntoro. Dia menyampaikan Dukuh Daleman RT 007/RW 006 terdampak luapan air Sungai Bengawan Solo setiap tahun. Guntoro juga membenarkan bahwa dua tahun lalu Bupati Juliyatmono berjanji akan membantu mengatasi persoalan banjir tersebut.

"Dulu saat datang ke Daleman mengatakan akan pasang parapet di barat permukiman. Dari utara hingga selatan. Harapan kami ada tindak lanjut. Hla ini kan BBWSBS sudah pasang parapet di sisi barat sungai [Kota Solo]. Otomatis hempasan air tetap mengenai perkampung karena sisi Kabupaten Karanganyar belum dipasangi parapet," ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com.

Selain Banjir, Longsor Juga Terjadi Di 4 Lokasi Desa Koripan Matesih Karanganyar

Guntoro memahami pembangunan parapet di tepi Sungai Bengawan Solo menjadi kewenangan BBWSBS. Tetapi, dia berharap Pemkab Karanganyar mau turun tangan membantu mengusulkan kepada pihak berwenang.

"Paling enggak kan Pemkab membantu mengusulkan ke BBWSBS. Kalau kami yang usul kan tetap harus lewat Pemkab. Kami mengantisipasi kemungkinan terburuk [dampak luapan air Sungai Bengawan Solo]," ungkap dia.

Tanggapan Pemkab

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Kabupaten Karanganyar, Widodo, membenarkan bahwa Bidang SDA DPUPR Kabupaten Karanganyar sudah mengecek lokasi. Saat itu, menurut Widodo, BBWSBS juga mengecek ke lokasi secara bersamaan. Hasil pengecekan ditindaklanjuti Pemkab dengan menghitung dana yang dibutuhkan membangun parapet di bantaran itu Rp1 miliar.

Hujan Deras Akibatkan Tanah Longsor Di 5 Desa Wilayah Ngargoyoso Karanganyar

"Kami sudah survei, direncanakan, dan butuh biaya yang sangat besar, sekitar Rp1 miliar. Karena kami enggak mampu dan itu di sungai, kewenangan BBWSBS. Sehingga kami usulkan ke BBWSBS. BBWSBS sudah menindaklanjuti dan membuat DED [detail engineering design]. Itu tahun 2019. Kami usulkan itu karena BBWSBS sudah membangun parapet di sisi kiri Sungai Bengawan Solo [wilayah Kota Solo]," jelas Widodo saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Widodo mengatakan BBWSB sudah menanggapi hal itu, tetapi hingga tahun 2020 belum terealisasi. Dia mengaku belum mendapatkan informasi terkini perihal nasib usulan proyek tersebut.

"Saya belum dengar alasan [dari BBWSBS]. Ya mereka hanya bilang 'nanti mudah-mudahan segera, Pak'. Dulu [BBWSBS] pernah bilang akan diprioritaskan yang dari jembatan [Jurug] sampai ke permukiman terdampak," ujar dia.

Saluran Irigasi Meluap, Air Banjiri Jalan Raya Matesih-Tawangmangu Karanganyar

Widodo berencana memantau perkembangan rencana proyek tersebut tahun depan. Dia menuturkan Pemkab tidak perlu mengusulkan kembali, tetapi cukup memantau perkembangan proyek. Sebetulnya, lanjut Widodo, Pemkab Karanganyar tidak hanya mengusulkan bantaran Bengawan Solo agar dipasangi parapet. Pemkab mengusulkan tiga sungai lain.
"Bantaran Sungai Siwaluh di Kecamatan Karanganyar, Sungai Samin di Matesih, dan Sungai Walikan di Jatiyoso. Sudah diusulkan 2018, tetapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Padahal luapan air akan berdampak terhadap saluran irigasi, akses jalan, maupun permukiman warga. Nanti kami cek dan sampaikan lagi ke BBWSBS."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya