SOLOPOS.COM - Dua siswa sekolah menyaksikan dari kejauhan tari adat Kunthul yang merupakan rangkaian kegiatan Merti Umbul Langse di Desa Nepen, Kecamatan teras, Boyolali, Sabtu (19/8/2017). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Merti Umbul Langse diadakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME.

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan warga mengunjungi Umbul Langse di Dusun Lebak, Desa Nepen, Kecamatan Teras, Boyolali, Sabtu (19/8/2017). Mereka menyaksikan upacara adat Merti Umbul Langse yang diadakan Desa Nepen dan Kadireso.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan , di salah satu sisi umbul seluas sekitar 20×15 meter itu sekelompok lelaki dewasa memainkan kesenian Kunthul. Tarian ini merupakan bagian dari rangkaian merti umbul Langse tersebut. Sebelum tarian itu, di lokasi yang sama warga mengikuti prosesi doa yang dipimpin tokoh masyarakat setempat.

Acara merti umbul yang digelar rutin ini sebagai rasa sukur atas tersedianya air yang melimpah. Saat ini warga tak lagi mengonsumsi air umbul, melainkan memanfaatkan sumur-sumur di rumah mereka. Umbul saat ini hanya digunakan sebagai salah satu pusat rekreasi warga dan alirannya menjadi sumber pengairan pertanuan di desa-desa sekitarnya.

Kepala Desa Nepen Sudirno mengatakan, perayaan merti umbul kali ini juga terasa spesial karena merupakan kegiatan perdana setelah umbul itu mati (mengering) selama 15 tahun sejak 2004.

“Sejak gempa Jogja 2006, mata air umbul ini mengering. Dan sekitar 15 tahun kemudian baru keluar lagi airnya. Kami sangat bersyukur dan berharap air ini bisa dimanfaatkan warga,” ujarnya di sela-sela acara.

Sementara itu, salah satu desa yang paling terdampak atas hidupnya kembali umbul ini adalah Desa Kadireso. Di desa tersebut ada sekitar 100 hektare lahan pertanian menggantungkan air dari aliran umbul itu.

Kepala desa Kadireso Muh. Idris mengatakan, pada dasarnya parayaan merti umbul itu diselenggarakan warganya sebagai wujud rasa sukur atas umbul tersebut.

“Dengan hidupnya kembali mata air yang ada di Desa Nepen ini kami bersukur karena alirannya menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian di desa kami,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya