SOLOPOS.COM - Warga Desa Beji Banyumas ajukan protes soal kualitas air minum. (Antara)

Solopos.com, BANYUMAS -- Sekitar 30 warga Dusun I, Desa Beji, Kabupaten Banyumas, yang tergabung dalam Forum Peduli Masyarakat Beji I menggelar aksi protes atas buruknya kualitas air minum yang dikelola badan usaha milik desa (BUMDes) setempat.

Mengutip Antara, Kamis (3/6/2021), aksi protes dilakukan warga dengan mendatangi Kantor Desa Beji, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas, menemui kepala desa setempat. Karena Kepala Desa Beji Salikun berhalangan hadir, kedatangan warga pun diterima oleh Sekretaris Desa Beji Sutoro.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam audiensi tersebut, warga menyampaikan keluh kesah mereka terkait dengan kualitas air minum yang sangat buruk, sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Selain itu, warga juga meminta agar susunan pengurus pengelolaan air minum yang sudah lama berjalan untuk segera diganti. Warga juga mempertanyakan keberadaan kepala desa karena diduga sengaja tidak mau menemui mereka.

Baca Juga : Yuk Simak 7 SMA Negeri Terbaik di Kabupaten Banyumas

Kendati audiensi tersebut sempat memanas, warga akhirnya melakukan musyawarah dengan Sekdes Sutoro guna menyelesaikan masalah air minum tersebut.

Salah seorang warga Nurfuad mengatakan masyarakat Dusun I meresahkan kondisi air yang disediakan melalui Standar Pelayanan Minimal Penyediaan Air Minum (SPMPAM) tidak layak konsumsi sejak awal program tersebut bergulir sekitar tahun 2010-2011.

"Kondisi airnya bercampur lumpur. Itu sudah lama, sejak adanya SPMPAM, dan kami sudah berkali-kali komunikasikan dengan pemerintah desa tetapi tidak ada tindakan yang pasti atau signifikan," katanya.

Baca Juga : Banyumas Masih Tunggu Jadwal Seleksi ASN 2021

Dalam beberapa bulan terakhir, air yang mengalir ke rumah-rumah warga bersumber dari kolam yang berada di kompleks perikanan dan saat sekarang airnya tidak mengalir. Menurut dia, masyarakat benar-benar membutuhkan air yang layak konsumsi karena selama ini mereka akhirnya membeli air isi ulang maupun menumpang pada sumur tetangga.

"Padahal, kami setiap bulannya bayar iuran penggunaan air SPMPAM, ada yang sampai Rp100.000, Rp200.000, minimal Rp40.000, tergantung penggunaan meterannya," katanya.

Ia mengatakan selama ini, pengelola air minum dan Pemdes Beji hanya mementingkan bisnis dengan cara menambah jaringan tetapi tidak memperbaiki kualitas air. Kondisi tersebut diperparah dengan pembangunan kolam sepeda air karena kualitas airnya makin menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya