SOLOPOS.COM - Penampakan Gunung Merapi dari wilayah Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jumat (13/11/2020). (Solopos/Taufik Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Warga Ngipiksari, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, mendengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi sebanyak dua kali pada Sabtu (14/11/2020).

Warga pun sempat meningkatkan kewaspadaannya dengan keluar rumah guna mengecek visual Gunung Merapi sekaligus mendengarkan informasi gelombang seismograf via handy talkie (HT).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi itu didengar warga Ngipiksari sebanyak dua kali. Suara gemuruh yang pertama berlangsung pukul 08.00 WIB.

Aktivitas Gunung Merapi Stabil Tinggi, Masih Ada Guguran Indikasi Desakan Magma

Beberapa warga di Ngipiksari keluar rumah guna melihat visual puncak Gunung Merapi. Namun, upaya warga sia-sia karena puncak Gunung Merapi tertutup awan. Setelah kejadian itu, situasi di puncak Gunung Merapi kembali normal.

Suara gemuruh kedua terjadi sekitar pukul 11.55 WIB. Kali ini, suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi terdengar lebih kencang dibandingkan yang terjadi pukul 08.00 WIB.

Lagi-lagi, beberapa warga di Ngipiksari keluar rumah untuk melihat visual puncak Gunung Merapi. Tapi, kondisi puncak Gunung Merapi masih tertutup awan. Selain mengecek secara visual, beberapa warga juga mengecek kondisi Gunung Merapi dengan cara mencari informasi gelombang seismograf via HT.

Resep Sembuh dari Covid-19

Situasi Kembali Normal

Di tengah kondisi ini, terdapat beberapa warga yang turun dari arah kawasan rawan bencana (KRB) III dengan menggunakan sepeda motor. Di antara warga itu juga ada yang mengangkut kasur lipat, tas, dan lainnya.

"Biasanya jika terdengar suara gemuruh dan sinyal meningkat [didengarkan dari HT], warga memang langsung keluar rumah guna mengecek kondisi puncak Gunung Merapi. Kebetulan, tadi kondisi di puncak tertutup awan. Begitu awannya menghilang [puncak gunung kembali terlihat], memang ada guguran yang terlihat di puncak. Saat ini, situasi normal kembali," kata salah seorang warga RT 002/RW 001, Ngipiksari, Marji Jaryanto, 40, saat ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu siang.

Perlintasan KA Tanpa Palang di Mayang Gatak Sukoharjo 2 Kali Makan Korban

Marji mengaku sudah mengetahui Gunung Merapi berstatus siaga beberapa waktu terakhir. Meski seperti itu, dirinya tetap bertahan di rumahnya yang berjarak lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Saat mendengar gemuruh dari puncak Merapi, dia memantau melalui HT. "Saya selalu memantau Gunung Merapi dan mengecek HT saya sewaktu-waktu. Keberadaan HT ini sangat membantu bagi saya. Dari HT ini, saya memperoleh informasi terkait gelombang seismograf yang dipancarkan melalui frekunsi HT. Saat ini pun, saya juga dalam kondisi siap mengungsi jika aktivitas Gunung Merapi benar-benar meningkat. Tas siaga juga sudah disiapkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya