SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pamekasan–Warga tiga desa di Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, memiliki kebiasaan mengemis. Menurut Camat Tlanakan, Sugianto, Selasa (25/5), warga di tiga desa yang memiliki kebiasaan mengemis itu masing-masing Desa Larangan Tokol, Desa Panglegur dan Desa Branta Tinggi.

“Hasil pendataan yang kami lakukan ada sebanyak 76 orang dari total 64.041 jiwa jumlah penduduk di Kecamatan Tlanakan yang memiliki kebiasaan mengemis,” papar Sugianto.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menjelaskan, kondisi sosial ekonomi warga Kecamatan Tlanakan sebenarnya masih lebih baik dibanding dengan kondisi sosial masyarakat di kecamatan lain, karena masih berada di urutan kedua, setelah Kecamatan Proppo (termiskin).

Sebab, dari jumlah 15.808 rumah tangga hanya tercatat 6.287 keluarga atau 70,29 persen sebagai keluarga prasejahtera dengan alasan ekonomi dan sebanyak 2.658 atau 29,71 persen dengan alasan nonekonomi.

Sedangkan, di wilayah Kecamatan Proppo sebanyak 14.535 keluarga semuanya tercatat sebagai keluarga prasejahtera. “Namun, di sana itu tidak ada penduduknya yang memiliki pekerjaan mengemis, sebagaimana di Kecamatan Tlanakan,” katanya mengungkapkan.

Camat Sugianto menyatakan, pihaknya sudah pernah melakukan upaya untuk menghilangkan kebiasaan mengemis sebagian warga Kecamatan Tlanakan itu, dengan memberi bantuan kambing. Namun, bantuan yang diberikan justru dijual dan mereka tetap melanjutkan pekerjaannya semula (mengemis).

“Faktor yang membuat mereka mengemis sebenarnya bukan karena miskin, namun lebih pada kebiasaan. Namun, yang miskin juga ada,” paparnya.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pamekasan Herman Priyanto menyatakan, persoalan mengemis di wilayah Kecamatan Tlanakan tersebut memang merupakan masalah sosial yang perlu mendapat perhatian semua pihak.

“Pemerintah telah berupaya menangani persalan pengemis di sana, namun hasilnya belum nampak. Perlu adanya keterlibatan tokoh masyarakat dan ulama yang ada di sana, agar persoalan tersebut segera teratasi,” kata Herman Priyanto menjelaskan.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya