Solopos.com, SOLO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo memetakan sebanyak 15 dari 54 kelurahan sebagai kawasan rawan banjir. Tiga dari 15 kelurahan itu sudah ditetapkan sebagai kelurahan tangguh bencana.
Sedangkan kelurahan lainnya bakal dibentuk menjadi tangguh bencana pada 2022 mendatang. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Solo, Nico Agus Putranto, mengatakan tiga kelurahan yang sudah tangguh bencana adalah Semanggi, Mojo, dan Kedunglumbu.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Sementara 12 kelurahan yang belum ditetapkan sebagai tangguh bencana adalah Serengan, Sangkrah, Jebres, Sewu, Pucangsawit. Kemudian Gandekan, Joyotakan, Pajang, Banyuanyar, Sumber, Kadipiro, dan Banjarsari.
Baca Juga: Cerita Wawali Solo Sering Disambati soal Ijazah Tertahan di Sekolah
Kelurahan rawan banjir itu mayoritas berada di dekat aliran sungai, baik sungai perkotaan maupun Sungai Bengawan Solo. “Kami memetakan kawasan rawan banjir bersama sukarelawan dan tim SAR,” katanya kepada wartawan, Jumat (29/10/20210).
Lebih lanjut, Nico menjelaskan menghadapi musim penghujan, BPBD telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Di antaranya simulasi evakuasi dan penanganan bencana.
Beberapa perahu karet, kendaraan, serta ambulans juga sudah siap dioperasikan, termasuk logistik untuk persiapan menyuplai saat bencana tiba. “Kami waspadai potensi banjir luapan sungai maupun genangan karena drainase tidak lancar di beberapa wilayah,” ungkap Nico.
Baca Juga: Prediksi Skor 4-0 Persis Solo Vs AHHA PS Pati Meleset, Gibran Ngeles
Sarana Prasarana Evakuasi
Nico menambahkan BPBD juga sudah menyiapkan sarana prasarana evakuasi seperti perahu, pompa air, hingga logistik. Armada untuk mobilitas hingga ambulans sudah disiapkan termasuk koordinasi dengan sukarelawan dan instansi terkait.
Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, meminta kesiagaan BPBD guna menghadapi potensi bencana pada akhir tahun ini. Ia meminta BPBD selalu berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain terkait kesiapan sarana dan kesiapsiagaan personel.
Selain itu juga memantau kesiapsiagaan masyarakat di titik-titik langganan banjir dan longsor. Kemudian mengecek kesiapan infrastruktur sebagai antisipasi bencana akibat curah hujan tinggi.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Tersangka Kasus Menwa UNS Solo Pekan Ini, Siapa Ya?
BPBD juga diminta memastikan early warning system atau alat pendeteksi dini bencana bekerja dengan baik serta mengatur saluran air untuk mengurangi gangguan aliran air selama musim penghujan. Gibran menyebut sejumlah potensi bencana musim penghujan di Solo, tak hanya banjir dan longsor, tapi juga pohon tumbang.