SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA: Capres Jusuf Kalla mengaku baru akan melakukan pembagian tugas dengan Cawapres Wiranto setelah berhasil memenangkan Pilpres pada Juli mendatang. “Mari bersama-sama memenangkan pemilu presiden dulu, baru bicara pembagian tugas,” ujarnya, dalam acara dialog dengan jajaran redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, membicarakan pembagian tugas sebelum meraih kemenangan merupakan satu kesalahan. Kendati persepsi publik selama ini menyebutkan bahwa JK akan memainkan peran di bidang ekonomi kalau terpilih jadi presiden, namun JK membantah. Menurut dia, pembagian tugas perlu pemahaman atas kemampuan bidang masing-masing dan presiden bisa saja memainkan peran bidang pertahanan sebagaimana dia lakoni saat jadi Wapres sekarang ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia juga mengakui, peran membantu presiden di bidang pertahanan dilakoninya saat mengawasi perundingan antara Pemerintah dan Gerkana Aceh Merdeka (GAM). Peran lain yang dijalankan dalam membantu presiden termasuk di bidang kesejahteraan.Dia menegaskan, dalam kaitan tugasnya sebagai Wapres, dirinya bukanlah seorang pembantu, kendati bertugas membantu tugas-tugas kepresidenan sebagaimana yang dijalaninya selama ini.

Ekspedisi Mudik 2024

Dalam menjalankan tugasnya, ujar JK, Wapres merupakan mitra kerja seorang Presiden. “Jangan dikira wapres itu pembantu. Menurut Undang-undang, Presiden dibantu seorang wakil presiden, jadi bukan pembantu,” ujarnya. Dia mengibaratkan seseorang yang membantu dirinya dalam menjalankan tugas, namun bukan berarti orang yang membantu itu seorang pembantu seperti pembantu rumah tangga (PRT).

Menteri jangan kampanye
Pada bagian lain, calon presiden Megawati Soekarnoputri mengatakan, anggota kabinet tidak seharusnya menjadi tim sukses dalam kampanye Pilpres 2009 dan mereka jangan dilibatkan dalam kampanye, karena mengurangi kualitas kinerja pemerintahan. “Kabinet merupakan salah satu bentuk tim kerja dari sebuah pemerintahan, yang tidak lagi mempersoalkan latar belakang partai, apakah misalnya si A dari PDIP atau Gerindra,” ungkapnya, usai meresmikan media center Megawati-Prabowo, di Jakarta, kemarin.

Diinterupsi
Sementara itu tidak biasanya pada acara yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang biasanya berlangsung landai, tiba-tiba diwarnai aksi interupsi oleh seorang peserta. Insiden kecil itu terjadi ketika Ketua Alumni PMII Arif Mudatsir Mandar sedang menyampaikan sambutan dalam tasyakuran harlah PMII ke-49 dan Silaturahmi Nasional Alumni PMII di Balai Kartika, yang dihadiri Presiden SBY, tadi malam. Saat itu Arif mengatakan SBY-Boediono diyakini sebagai pasangan yang paling ideal untuk memimpin Indonesia ke depan.

Tiba-tiba dari deretan kiri kursi ruangan acara tasyakuran yang berlangsung di Raffl esia Grand Ballroom Balai Kartika itu seorang peserta berdiri sambil berteriak, “Interupsi.. Ini bukan ajang mencari dukungan…” Peserta yang melakukan interupsi itu pun langsung ditarik keluar ruangan oleh pasukan Paspampres. Namun, insiden
itu tidak sampai mengganggu acara tasyakuran yang juga diha diri oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu.

Oleh John Andhi Oktaveri,
Tri D. Pamenan
BISNIS INDONESIA/JIBI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya