SOLOPOS.COM - Marta Prasetyaningrum menunjukkan minuman jamu buatannya yang dikemas secara milenial. (Solopos-Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Sebagian anak muda masa kini menganggap jamu merupakan minuman tradisional yang hanya diminum ketika sakit atau dikonsumsi oleh orang tua.

Namun di tangan pustakawan SMPN 1 Karanganyar, Marta Prasetyaningrum, jamu kini dikemas menjadi lebih berkarakter milenial. Marta saat ini fokus menjual jamu seperti gula asem dan beras kencur siap minum dengan kemasan botol layaknya minuman instan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Usaha tersebut dia rintis beberapa waktu terakhir lantaran melihat potensi besar dari penjualan jamu siap minum secara modern.

Ekspedisi Mudik 2024
Marta mengaku sudah sejak beberapa tahun lalu menekuni usaha jamu namun dengan konsep sirup. Namun, lantaran sedikit peminat dan kesibukan waktu, dia memutuskan untuk berhenti sejenak dari usaha tersebut.

Hingga awal 2020, Marta memiliki ide untuk membuat jamu siap minum dengan kemasan modern yang dipasarkan melalui sosial media. Tak disangka, pasar menyambut baik jamu yang dia kemas yang awalnya hanya memproduksi 30 botol terus meningkat setiap harinya hingga hampir mencapai 100 botol.

“Dulu itu sempat sejak 2015 sudah usaha tapi berhenti-berhenti terus. Dulu juga bukan yang siap minum seperti ini tapi jenisnya sirup. Mungkin karena kurang praktis makanya kurang peminatnya. Nah baru tahun ini saya mencoba untuk buat yang langsung minum dan tanpa bahan pengawet. Saya pasarkan di IG dan Facebook ternyata permintaannya banyak dan meningkat,” ujar dia, baru-baru ini.

Marta mengaku mengolah sendiri jamu gula asem dan beras kencur yang dipasarkan. Dia mendapatkan keahlian tersebut setelah belajar dari mertuanya. Harga jamu yang dijual Marta terjangkau Rp5.000 untuk gula asem dan Rp6.000 untuk beras kencur dengan isi 250 mililiter.

Baru Awal Tahun, Leptospirosis Sudah Makan 4 Korban Jiwa di Karanganyar

“Dulu gak bisa tapi saya belajar sama mertua. Ternyata tidak susah. Sekarang masih sendiri semua sama dibantu suami. Saya belanja sendiri ke pasar, membuatnya dan mengemasnya sendiri,” imbuh dia.

Ke depan, Marta mempunyai mimpi untuk memiliki kedai dan booth khusus menjajakan jamu tradisional yang sesuai dengan karakteristik anak muda. Pasalnya, dia ingin kembali menaikkan derajat jamu sebagai minuman keren yang bisa dikonsumsi oleh anak muda.

“Kan sekarang trennya kopi nih. Saya sebenarnya ingin membuat tren tongkrongan khusus jamu. Tapi itu masih nanti dulu karena ini juga baru saja usahanya. Nanti pelan-pelan ke booth kecil yang tersebar baru kafe jamu,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya