SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang batuk. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi berisiko lebih tinggi untuk mengalami long Covid-19. Demikian diungkapkan sebuah studi dalam jurnal PLOS Global Public Health.

Long Covid-19 atau dikenal sebagai sindrom pasca-Covid-19 merupakan kondisi saat gejala selama atau setelah infeksi Covid-19 bertahan selama lebih dari 12 pekan setelah didiagnosis. Gejala dapat berkisar dari batuk, kelelahan, dan sesak napas hingga kabut otak, tinitus, dan nyeri dada.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti disiarkan Medical Daily, belum lama ini, para peneliti mensurvei orang-orang di Norfolk, Inggris Timur Inggris yang didiagnosis dengan Covid-19 pada tahun 2020. Hasilnya? Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Baca Juga: Rekomendasi Obat Batuk Herbal Paling Ampuh untuk Orang Dewasa

Secara total, sekitar 1.487 orang berpartisipasi dalam survei untuk melihat pengaruh IMT tinggi terhadap long Covid-19 tersebut. Mereka diminta menjawab pertanyaan tentang pra dan kondisi pasca Covid-19 seperti sesak napas, kehilangan indera perasa atau penciuman, dan penggunaan layanan kesehatan terkait dengan long COVID-19.

“Kami ingin mengetahui faktor-faktor apa yang mungkin membuat orang lebih atau kurang rentan untuk mengembangkan Covid-19 jangka panjang,” kata penulis studi Vassilios Vassiliou dari University of East Anglia’s (UEA) Norwich Medical School seperti dikutip dari Antara pada Senin (5/12/2022).

Dari seluruh peserta, sebanyak 774 atau 52,1 persen mengalami long Covid-19. Namun, lebih banyak wanita yang mengalami gejala tersebut dibandingkan pria.

Baca Juga: Tips Mencegah Anak Tertular Flu di Sekolah

Menurut peneliti, jenis kelamin pria tampak melindungi dari gejala pasca-Covid-19 dibandingkan dengan jenis kelamin wanita dan memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena long Covid-19.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) long Covid-19 juga lebih sering diamati pada sebagian pasien Covid-19 parah dan orang yang tidak divaksinasi Covid-19.  Menurut peneliti, temuan dari University of East Anglia telah benar-benar membantu organisasi kesehatan dan perawatan lokal untuk mengidentifikasi pasien lokal yang berisiko terkena Covid-19 lama untuk mendukung mereka dalam perjalanan pemulihan mereka.

Lebih dari 17 persen wanita pernah mengalami long Covid-19 hingga taraf tertentu selama pandemi, dibandingkan dengan 11 persen pria, kata CNBC mengutip data dari Biro Sensus dan Pusat Statistik Kesehatan Nasional Amerika Serikat (AS) yang dipublikasikan pada Oktober.

Wanita juga lebih berpotensi menderita long Covid-19 yang lebih parah, demikian temuan survei itu. Sekitar 2,4 persen wanita pernah mengalami gejala yang secara signifikan membatasi aktivitas normal mereka, dibandingkan dengan 1,3 persen pria, urai data tersebut.

Baca Juga: Kenali Bahaya Covid-19 Subvarian Omicron XBB yang Telah Masuk Indonesia

Secara keseluruhan, lebih dari 14 persen orang dewasa di AS pernah mengalami long Covid-19  hingga taraf tertentu selama pandemi, kata survei tersebut. Tujuh persen orang dewasa di AS saat ini mengalami long Covid-19, menurut data itu.

Jika angka-angka tersebut valid bagi populasi umum, sebanyak 36 juta orang dewasa kemungkinan pernah mengalami long Covid-19 hingga taraf tertentu selama pandemi, sementara 18 juta orang saat ini mungkin masih mengalaminya, papar laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya