SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SOLO–Setiap tahun sebanyak 40.000 bayi di Indonesia lahir dengan penyakit jantung kongenital. Bayi-bayi tersebut sedikit yang terselamatkan karena minimnya pendidikan orangtua, kekurangan gizi dan tingkat ekonomi keluarga bayi yang rendah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Dr Ali Ghufron Mukti MSc PhD, Selasa (17/7/2012), mengatakan tiap tahun jumlah penderita meningkat. Menurutnya World Health Organization (WHO), memperkirakan pada 2030 ada sedikitnya 23,6 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular seperti jantung kongenital. Sebanyak 7% korban berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia.

Berdasrkan riset dasar, menurut Ali, penyebab utama penyakit jantung adalah hipertensi, stres dan merokok. Penderita penyakit itu di Indonesia saat ini mencapai 31,9%. Sementara, sejumlah penderita kebanyakan memilih berobat ke luar negeri dibandingkan berobat ke rumah sakit di Indonesia.

Padahal, menurut Ali, kualitas pelayanan dan fasilitas rumah sakit di Indonesia tak kalah dengan rumah sakit di luar negeri. “Kita hanya kalah dalam hal packaging dan kerja tim. Soalnya banyak mahasiswa dari luar negeri yang kuliah kedokteran di Indonesia,” tegasnya, Selasa, saat memberikan sambutan dalam peresmian Pelayanan jantung terpadu (PJT) RSUD dr Moewardi.

Direktur RSUD dr Moewardi, Basoeki Soetardjo, dalam sambutannya mengatakan PJT RS dr Moewardi tak hanya melayani pengobatan, tapi juga terapi. Rumah sakit milik Provinsi Jawa Tengah ini,menurutnya dibangun pada 2008 dengan 751 tempat tidur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya