SOLOPOS.COM - Nasaruddin Umar (justisianews.com)

Nasaruddin Umar (justisianews.com)

JAKARTA–Di mata Wamenag Nasaruddin Umar, Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki, Solo, tidak jauh beda dari pesantren-pesantren lainnya. Bahkan pesantren ini lebih modern ketimbang pesantren lainnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya pernah diundang ke sana. Apa yang kami lihat tidak lebih dari pesantren-pesantren lain, bahkan saya lihat lebih modern dibanding yang lain,” ujar Nasaruddin saat jumpa pers bersama dengan Direktur Ponpes Al Mukmin, Ustad Wahyudin.

Jumpa pers digelar ruang pers Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2012). Hadir pula beberapa alumnus Ponpes Al Mukmin dalam acara itu.

Nasaruddin menyebut saat dirinya berkunjung ke Ponpes Al Mukmin, semua tempat dia sambangi, tak terkecuali dapurnya. Itu makanya dia bisa menyimpulkan ponpes tersebut merupakan ponpes modern.

“Juga di sana ada lab, juga menggunakan dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,” sambung pria yang mengenakan kemeja ungu ini.

Tanggapan Ponpes ini sebagai pencetak teroris? “Saya tidak punya pretensi untuk menjawab itu,” tolak Nasaruddin.

Sementara itu Ustad Wahyudin mengatakan Ponpes Al Mukmin memang harus berhubungan dengan pemerintah. Sebab ada ujian negara yang harus diikuti. Selain itu ponpes juga perlu mendapat akreditasi dari pemerintah.

“Kalau kemudian kita dituduh teroris ya kami mengeluh kepada Kemenag. Dalam konteks pendidikan kami memang terkait (dengan Kemenag), keterkaitannya sangat besar dan kami snagat berterimakasih atas dukungannya,” ucap pria berjenggot putih ini.

Disampaikan dia Kemenag bertugas melakukan pembinaan. Dan Ponpes Ngruki yang merupakan lembaga pendidikan juga punya tugas membina para teroris dalam tahanan.

“Saya juga sering memberikan pendidikan saat mereka ditahan,” kata Ustad Wahyudin yang dibalut jas hitam dan mengenakan peci hitam ini.

Ponpes Ngruki kembali disorot setelah Farhan Mujahid dan Muchsin Tsani, tersangka teroris yang tewas saat baku tembak dengan polisi, diketahui pernah bersekolah di ponpes ini. Namun Ustad Wahyudin menegaskan pihaknya tidak pernah mengajarkan dan mengarahkan kekerasan kepada para santri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya