SOLOPOS.COM - Walikota Rudy

Walikota Rudy

SOLO—Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo menilai konflik warga di sekitar lokasi pembangunan Hotel Aziza Pasar Kliwon dengan investor hotel merusak citra Solo sebagai kota ramah investasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Walikota juga sangat menyesalkan sikap warga Kedunglumbu Pasar Kliwon yang meminta kompensasi kepada investor hingga mencapai nilai Rp1 Miliar.
“Itu hotel sudah berdiri hampir 80% dan izin sudah keluar. Kenapa harus diganggu terus? Kalau begitu caranya investor akan takut menanamkan investasinya di Kota Solo,” tegas Rudy, sapaannya, saat ditemui solopos.com, di sela-sela serah terima hutan kota Manahan, Jumat (31/5/2013).

Rudy juga menegaskan sikap warga di sekitar hotel itu tidak hanya akan mengganggu iklim investasi Solo tetapi juga mengganggu kebijakan Pemerintah Kota Solo yang sudah berusaha membuka lapangan kerja bagi warga di sekitar Kedunglumbu.
Dia menegaskan, izin pemanfaatan ruang (IPR), amdal, amdal lalin dan IMB bagi pembangunan Hotel Aziza sudah keluar. Sehingga tidak ada alasan lagi bagi warga sekitar untuk menolak kehadiran hotel tersebut.

“Ketika Pemkot mengizinkan ada hotel di bangun di wilayah itu, berarti akan ada peluang atau lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar. Hla kok malah dijaluki sing aneh-aneh,” tegas Rudy. Dia pun menjamin 80% tenaga kerja nonprofesional yang dibutuhkan hotel akan diambil dari warga sekitar.

Menurut dia, permintaan kompensasi dari warga Kedunglumbu kepada manajemen Hotel Aziza senilai Rp1 miliar sangat tidak rasional dan tidak masuk akal. Masih wajar menurutnya jika warga minta MCK, pengaspalan jalan atau dibuatkan pos ronda. Tapi, kalau kompensasi yang diminta berupa uang Rp1 miliar dengan alasan untuk modal kerja, Rudy menegaskan tidak sepakat dan menyesalkan sikap warga. “Nanti saya akan bicara langsung dengan warga setempat.”

Tidak hanya Hotel Aziza. Rudy juga mengaku banyak menerima komplain dari warga sekitar Badran mengenai rencana pembangunan The Heritage Hotel milik Mooryati Soedibyo. “Tapi itu tidak masalah, karena izin hotel belum keluar. Tapi sikap warga Kedunglumbu itu benar-benar bisa membikin investor gamang masuk ke Solo.”

Anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), Bambang Ary W, yang juga tengah menyelesaikan proses perizinan The Heritage Hotel di Badran itu pun mengaku banyak menemui hambatan untuk merealisasikan pembangunan hotel. Hambatan itu justru datang dari warga sekitar.

“Intinya warga menolak dibangun hotel di kawasan itu. Saya minta Pemkot Solo bisa menyikapi hal ini, karena kami khawatir investor nantinya malah enggan berinvestasi di Kota Solo.”

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo Bidang Hotel dan Restoran, Abdullah Suwarno, pada kesempatan yang sama juga mengakui bahwa investasi di bidang perhotelan dan tempat hiburan paling butuh kerja keras khususnya untuk melakukan pendekatan kepada warga sekitar. “Hal ini juga terjadi pada pembangunan Solo Center Point (SCP) yang butuh waktu sangat lama. Tapi kami juga berharap masyarakat bisa memahami bahwa investasi yang masuk juga untuk kemajuan kota.”

Simak berita terkait : http://digital.solopos.com/file/31052013/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya