SOLOPOS.COM - Ilustrasi Batik Solo Trans (BST) (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Solopos.com, SOLO — Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, menyatakan sedang merumuskan teknis pemberian subsidi tarif bus Batik Solo Trans (BST) kepada pelajar senilai Rp1.250/orang. Pemberian subsidi kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi massal itu bersifat wajib sesuai dengan amanat UU No. 22/2009.

Penegasan Rudy, sapaan akrab Wali Kota, tersebut disampaikan saat ditemui wartawan di Loji Gandrung, Laweyan, Solo, Sabtu (21/12/2013) sore. Kendati kalangan DPRD Solo banyak yang menentang wacana pemberian subsidi tarif BST bagi pelajar, Wali Kota tetap ingin subsidi itu bisa dilakukan pemerintah kota (pemkot) sesuai kemampuan keuangan daerah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami mewacanakan subsidi bagi pelajar itu tidak asal-asalan. Artinya, kalau menjalankan UU No. 22/2009, pemerintah wajib memberi subsidi kepada masyarakat untuk menggunakan transportasi massal. Wacana yang kami lempar ini kan belum tentu terealisasi di 2014, tha, tidak mungkin kan. Memang tergantung DPRD menyetujui atau tidak,” tegas Rudy.

Menurut Rudy, subsidi itu tidak harus dari uang pemkot, tetapi bisa dari program corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta. Kalau para pengusaha mau mensubsidi, kata dia, akan lebih baik dan bisa digunakan untuk pendidikan. “Kalau APBD mampu atau tidak. Kalau di APBD perubahan 2014 tidak mungkin karena harus ngitung dulu. Khususnya pelajar dulu. Dulu sudah kami hitung BPMKS [bantuan pendidikan masyarakat Kota Solo]. Anak-anak sekolah tinggal menaruh kartunya tok, subsidi sudah masuk ke rekening kepala sekolah,” jelasnya.

Rudy berpendapat pemkot mampu memberikan subsidi bagi pelajar. Dengan asumsi tarif pelajar sekarang Rp1.750/orang, menurut Wali Kota, pelajar cukup membayar Rp500/orang. “Jadi, ada subsidi Rp1.250/orang. Uang itu memang diberikan kepada konsorsium BST. Selama pelajar memegang kartu yang di situ ada keterangan penerima BPMKS, PKMS [pemeliharaan kesehatan masyarakat Solo] atau raskinda dan seterusnya, maka pelajar itu dapat subsidi. Kalau dari luar Solo saya kira tidak mungkin,” urainya.

Menurut Rudy, kebijakan ini akan berdampak positif ketika subsidi bahan bakar minyak (BBM) dicabut. Dia mengatakan masyarakat tidak akan menggunakan kendaraan pribadi lagi, tetapi beralih ke transportasi massal. “Buruh bisa diberlakukan seperti itu. Tapi harus dihitung dulu, APBD mampu atau tidak. Dengan sistem ini saya kira tidak akan bisa dimanipulasi. Oleh karenanya wacana ini perlu dilempar dulu,” tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Solo, Supriyanto, menyatakan tidak sependapat dengan wacana Wali Kota itu. Supriyanto lebih baik memberi dispensasi bagi pelajar dan buruh untuk menumpang BST, bukan subsidi. “Kalau BST itu dikelola sendiri oleh pemkot, subsidi bisa dilakukan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya