SOLOPOS.COM - Unggahan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada Hari Transportasi Umum. (Instagram-Hendrarprihadi)

Solopos.com, SEMARANG — Pamer menggunakan angkutan umum pada Hari Transportasi Umum atau Public Transport Day, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, malah menuai kritik. Hendi—sapaan akrab Hendrar Prihadi—dianggap tidak paham konsep transportasi umum.

Maksud hati, Hendi mempromosikan antusiasme penggunaan kepada warga kotanya pas Hari Transportasi Umum atau Public Transport Day. Sayangnya, ia malah memilih naik taksi online  dan bukan menggunakan moda angkutan umum massal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kritik itu disampaikan pakar transportasi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranta Kota Semarang, Djoko Setijowarno, setelah mengamati aktivitas Wali Kota Semarang saat pelaksanaan hari pertama Public Transport Day, Selasa (8/6/2021).

Baca Juga: Terima Pegawai KPK Gagal TWK, Begini Respons MUI…

Ekspedisi Mudik 2024

Pada pelaksanaan hari pertama Public Transport Day, wali kota yang akrab disapa Hendi itu tampak memamerkan aktivitasnya yang menggunakan angkutan daring atau taksi online untuk berangkat ke kantor. Aktivitas itu bahkan diunggah Hendi di Instagram pribadinya @hendrarprihadi.

Namun, aktivitas Hendi yang menggunakan taksi online sebagai sarana transportasi itu justru menuai kecaman. Ia dianggap tidak memahami konsep angkutan umum, karena lebih mempromosikan taksi online ketimbang moda transportasi umum, seperti Bus Trans Semarang.

“Kenapa enggak naik Bus Trans Semarang saja? Kenapa malah naik taksi online? Memang agen Maxim [operator taksi online],” ujar Djoko kepada Semarangpos.com—grup Solopos.com—saat diminta tanggapan terkait pelaksanaan Hari Transportasi Umum di Kota Semarang, Selasa petang.

Mestinya Sistem Transit

Menurut Djoko, angkutan umum adalah angkutan yang dimiliki operator yang dapat digunakan untuk umum dengan persyaratan tertentu. Angkutan umum memiliki sistem transit yang terdiri atas dua konsep, yakni paratransit seperti angkot, dan mass transit seperti bus kota dan Bus Trans Semarang.

“Bukan sistem online ya. Jadi kalau online ya bukan angkutan umum, tapi angkutan daring. Konsepnya sudah beda. Maka itu, perlu diberikan pencerahan kepada para wali kota, bukan hanya wali kota Semarang agar lebih paham pengertian tentang apa itu public transport,” ujar pria yang juga menjabat posisi Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

Djoko mengatakan Hendi seharusnya lebih mempromosikan Bus Trans Semarang ketimbang angkutan online. Hal itu perlu dilakukan agar masyarakat di Kota Semarang lebih berminat menggunakan angkutan umum yang disediakan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang.

Baca Juga: Perhimpunan Profesi Hukum Kristiani Soroti TWK KPK

Selain itu, Hendi juga bisa turut mengawasi pelayanan Bus Trans Semarang. Apalagi, masih banyak ditemukan keluhan masyarakat terkait Bus Trans Semarang.

“Bahkan, kemarin sempat ada operator bus yang melakukan pelanggaran dengan menggunakan ban vulkanisasi [ban bekas]. Tentunya, itu merisaukan bagi pelanggan. Padahal, sebenarnya minat masyarakat Kota Semarang menggunakan angkutan umum cukup tinggi,” tutur Djoko.

Hari Transportasi Umum di Kota Semarang ditetapkan setiap hari Selasa, mulai 8 Juni-6 Juli 2021. Selama penerapan Hari Transportasi Umum, masyarakat Kota Semarang diimbau menggunakan moda transportasi umum untuk bepergian. Sementara bagi aparatur sipil negara (ASN) kebijakan ini wajib dijalankan.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya