SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu (Solopos.com-Antara)

Solopos.com, SEMARANG — Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menegaskan tidak ada intervensi dari pihak mana pun terkait peralihan penglola Stadion Citarum. Sebelumnya, Stadion Citarum dikelola PT Mahesa Jenar Semarang, selaku manajemen PSIS Semarang. Namun, kini pengelolaan Stadion Citarum beralih ke PT Saudara Meroket Bersama (SMB).

Ita, sapaan karib Wali Kota Semarang, mengaku penyelesaian kontrak dan pergantian penyewa baru sepenuhnya dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Semarang.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

“Saat itu, saya menerima memo sudah jatuh tempo pengelolaan. Saya hanya menyampaikan kaji dan evaluasi sesuai ketentuan,” kata Ita, Senin (5/6/2023).

Menurut dia, pengelolaan aset pemerintah, termasuk Stadion Citarum, tidak boleh sembarangan. Pengelolaan aset Pemkot Semarang itu harus sesuai aturan yang ada, termasuk mekanisme jika penyewa sudah selesai kontrak dan enggan memperpanjaang.

Jika sudah selesai kontrak dan tidak diperpanjang, kata dia, Pemerintah Kota Semarang berhak menyerahkan pengelolaan kepada pihak lain.

Ita sekaligus meluruskan kabar yang tidak benar bahwa PSIS “terusir” dari Stadion Citarum yang selama ini menjadi homebase klub sepak bola kebanggaan masyarakat Kota Semarang.

“Jadi, tidak betul diusir. Kalau sudah selesai kontrak [tidak memperpanjang], kami bisa memberikan untuk orang lain yang mau mengontrak. Kami tentunya berupaya menegakkan aturan yang ada,” tegas wali kota perempuan pertama di Semarang itu.

Ita pun mengakui jika ada kenaikan nilai kontrak Stadion Citarum. Namun, kenaikan itu tentu ditetapkan berdasarkan kajian-kajian yang ada.

Toleransi

Dari Dispora Kota Semarang, kata Ita, juga sudah memberikan toleransi kepada PT Mahesa Jenar Semarang. Meski demikian, manajemen tim PSIS Semarang itu memutuskaan untuk tidak memperpanjang kontrak pengelolaan Stadion Citarum.

Ia mengatakan Pemkot Semarang tentu memiliki maksud yang baik dalam pengelolaan aset milik pemerintah daerah, termasuk ingin stadion tersebut menjadi bagus dan cantik.

“Kalau sekarang kondisinya tidak terlalu baik juga sayang. Sama-sama merawat, melakukan monitoring agar bisa bermanfat, agar masyarakat bisa memakai,” tutur Wali Kota Semarang.

Perpindahan hak pengelolaan Stadion Citarum dari PT Mahesa Jenar selaku manajemen PSIS Semarang ke PT SMB di bulan Juni ini tengah menjadi perbincangan hangat publik Kota Semarang. Alasan berakhirnya kontrak dari PT Mahesa Jenar, selain masalah masa kontrak pengelolaan yang sudah habis, juga atas alasan perawatan bangunan yang tidak dilaksanakan dengan baik oleh pengelola.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Semarang pun memindahtangankan hak pengelolaan kepada pihak yang baru.

Namun narasi pun berkembang liar, dengan memunculkan kesan bahwa tim PSIS yang biasa berkandang di Stadion Citarum seakan ‘terusir’ dari stadion tersebut. Padahal, Pemkot Semarang hanya memutus kerja sama pengelolaan PT Mahesa Jenar yang selama ini memegang hak pengelolaan Stadion Citarum.

Sedangkan PSIS Semarang masih diizinkan berlatih di Stadion Citarum asalkan memenuhi persyaratan yang diminta pihak pengelola yang baru, yakni PT SMB.

Diberitakan sebelumnya, CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengumumkan bahwa manajemen PSIS tidak lagi mengelola Stadion Citarum. Ia juga menyatakan PSIS tidak lagi akan menggunakan Stadion Citarum sebagai home base maupun tempat latihan, serta memindahkan kantor manajemennya dari stadion itu.

Hal ini pun membuat PSIS terkesan ‘terusir’ dari Stadion Citarum dan membuat para pendukungnya melampiaskan kekesalan kepada Pemkot Semarang, terutama Wali Kota Semarang melalui media sosial (medsos).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya