SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO &ndash;</strong>&nbsp;Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengajak para <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180727/489/930476/finalis-putra-putri-solo-2018-antusias-belajar-berbusana-jawa">finalis Putra Putri Solo</a> (PPS) 2018 ikut mengamalkan filosofi akar seperti yang dia lakukan sekarang.</p><p>Dengan memegang filosofi akar, para finalis PPS 2018 diyakini bisa menjadi orang dan pemimpin yang lebih baik karena mementingkan kepentingan orang lain di atas diri sendiri.</p><p>Rudy, sapaan akrab Wali Kota, menjelaskan kandungan filosofi akar yang dimaksud, yakni akar akan berjuang menembus tanah yang keras dan berbatuan untuk mencair air demi sebatang pohon. Ketika pohon berubah rindang, berbunga dan berbuah, pohon itu yang akan mendapat pujian. Sementara akar tetap berjuang di bawah tanpa pernah mengeluh.</p><p>"Saya maunya jadi akar bukan pohon. Pohonnya ya termasuk <em>njenengan</em> ini, rakyat. Jadi kalau berhasil, ya yang berhasil rakyat. Kalau saya enggak dianggap enggak apa-apa. Bahkan kadang pohon juga tak melihat akarnya sendiri. Filosofi akar ini yang mesti diikuti," kata Rudy saat memberi pembekalan kepada para finalis <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180726/489/930187/finalis-putra-putri-solo-2018-digembleng-latihan-tari-dan-koreografi">PPS 2018</a> bertema Pemimpin yang Berjiwa Jawa &amp; Berwawasan Nusantara di Pendapa Loji Gandrung Rumah Dinas Wali Kota, Jumat (27/7/2018).</p><p>Selain mengamalkan filosofi akar, Rudy menganjurkan para finalis PPS 2018 membangun lima budaya dalam hidup. Kelima budaya tersebut yakni budaya hidup gotong royong, memiliki, merawat, menjaga, dan mengamankan Kota Solo dan seisinya. Dengan mengamalkan kelima budaya itu, para finalis diyakini bisa ikut berkontribusi membikin Kota Solo semakin nyaman dihuni. Wali Kota meminta para finalis PPS 2018 membangun lima budaya tersebut mulai dari lingkungan keluarga. Setelah itu, para finalis diharapkan bisa menularkan lima budaya itu lebih luas kepada masyarakat sekitar.</p><p>"Pengalaman lima budaya itu bisa dimulai dari keluarga masing-masing. Kalau pondasi ini terus diamalkan, siapa pun Wali Kotanya, <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180629/489/925016/pkl-solo-kecewa-libur-cfd-diperpanjang">Solo</a> akan tetap nyaman dihuni oleh siapa pun," jelas Rudy.</p><p>Dalam sesi tanya jawab, Finalis Putra Solo 2018 No. 8, Mirzam Arki, Ahmadi, 21, menyampaikan pertanyaan soal kendala terbesar yang pernah dihadapi Rudy saat menjabat sebagai Wali Kota Solo. Finalis asal Kelurahan Joyosuran, Pasar Kliwon itu kemudian bertanya bagaimana cara Wali Kota mengatasi masalah tersebut? Rudy langsung menanggapi jika pada prinsipnya dia meyakini tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Dia menyampaikan resep yang dirinya lakukan saat ingin menyelesaikan setiap masalah terutama yang bersinggungan dengan warga, yakni menerapkan rumus tujuh "Si".</p><p>"Kalau ada masalah besar? Saya punya prinsip tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Dalam menyelesakan masalah yang kecil sampai yang besar minimal saya itu pakai 5 Si, yaitu komunikasi, koordinasi dengan baik, solusi, disosialsiasi, baru realisasi. Kalau di lain tempat kan enggak, baru dapat solusi langsung realisasi. Terus kebijakan yang saya lakukan ada dua Si lain, yakni evaluasi dan koreksi," jelas Rudy.&nbsp;</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya