SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOSARI—Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jogja dan Friends of Earth (FoE) Japan mengunjungi Griya Harjo Gunungkidul Kamis (13/10). Kunjungan dilakukan sebelum melakukan ekspedisi kedaulatan pangan dan keadilan iklim di Gunungkidul.

Kedua lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup ini akan menggelar ekspedisi kedaulatan pangan di Desa Purwodadi, Tepus selama dua hari. Dalam kunjungan itu diterima langsung oleh seluruh awak Harjo Gunungkidul.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Climate Campaigner FoE Japan, Mayuko Yanai menjelaskan pihaknya sejak 2007 bekerjasama dengan Walhi untuk melakukan identifikasi sejumlah persoalan lingkungan di Indonesia. Wanita yang sudah berkali-kali pergi ke Gunungkidul ini menambahkan persoalan pemanasan global kian mendunia, sehingga membutuhkan kepedulian masyarakat agar tertantang mengatasinya dengan berkampanye terhadap upaya penghijauan.

“Saya sudah berkali-kali ke Purwodadi [Tepus] untuk melakukan pendampingan penghijauan hutan rakyat,” terangnya saat berkunjung di Harjo Gunungkidul, Kamis (13/10).

Mayuko mengaku sudah mendapatkan informasi seputar persoalan kawasan karst di Gunungkidul yang saat ini menjadi perdebatan. Karena itu perlu mendapatkan respon dari segelintir masyarakat yang peduli terhadap lingkungan di tengah keunikan kawasan Gunungkidul yang memang perlu dijaga kelestariannya.

Aktivis Walhi Jogja, Afrizal Rais dalam kesempatan itu mengatakan ekspedisi yang digelar masing-masing dua hari pada setiap titik di DIY itu akan melakukan field trip ke wilayah perjuangan rakyat atas kedaulatan pangan dan ketidakadilan iklim.

Kedua menjadi satu dari dua persoalan yang saling berkait dan memunculkan problem sosial seperti kerawanan pangan. Ekspedisi itu muncul lantaran kedaulatan pangan di Indonesia, bahkan di DIY sekalipun belum diakomodasi oleh pemerintah.

“Ketahanan pangan lebih dipertahankan oleh pemerintah ketimbang kedaulatan pangan,” ujarnya.

Selain itu keterlibatan dan kesadaran publik tentang pangan masih lemah. Alih fungsi, akses dan penguasaan lahan produktif lebih didominasi untuk kepentingan pengembangan atau investasi ketimbang untuk pertumbuhan kedaulatan pangan.

Dalam ekspedisi tersebut selanjutnya akan dihasilkan roadmap perjuangan rakyat atas kedaulatan pangan dan ketidakadilan iklim. Selain itu pihaknya berharap adanya keterlibatan media lokal dan nasional dalam upaya gerakan kedaulatan pangan.

“Nanti aka nada tim baik dari Walhi dan FoE, pada enam titik di DIY ini dari Gunungkidul, Kota, Bantul, Sleman dan Kulonprogo. Di setiap titik tersebut ada beberapa kelompok yang sudah menjadi binaan Walhi,” pungkasnya. (HARIAN JOGJA/Sunartono & Endro Guntoro)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya