SOLOPOS.COM - Perum Percetakan Negara RI (PNRI) Lokananta, Endang Supriyadi (kanan) memberikan penghargaan piringan hitam kepada maestro keroncong, Waldjinah (tengah), didampingi Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (kanan), pada malam perayaan Hari Musik Nasional di halaman tengah kantor, Sabtu (7/3/2020). (Solopos/Ika Yuniati)

Solopos.com, SOLO – Maestro keroncong, Waldjinah, diganjar penghargaan Lifetime Achievement dari Perum Percetakan Negara RI (PNRI) Surakarta-Lokananta pada malam perayaan Hari Musik Nasional, Sabtu (7/3/2020). Acara tersebut digelaar di halaman tengah kantor PNRI Solo-Lokananta.

Penghargaan untuk Waldjinah diberikan langsung oleh perwakilan PNRI Surakarta-Lokananta didampingi Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. Bentuk penghargaannya berupa piringan hitam yang ditulisi beberapa judul lagu Waldjinah.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Mulai dari Katju Biru, Wedang Ronde, Roro Mendut, dan Ali Ali. Waldjinah mengaku bahagia mendapatkan penghargaan tersebut. Hal itu mengartikan dirinya masih ‘diwongke’ atau dihargai sebagai salah satu musisi di Tanah Air.

Kebiasaan Orang Jawa Tengah Makan Gorengan Jadi Nomer 1 di Indonesia

Menurut Waldjinah ini merupakan penghargaan terbaik kedua setelah piala Bintang Radio dari Presiden Soekarno pada 1965. “Seneng, berarti isih diwongne [senang, berarti masih dihargai]” kata Waldjinah kepada Solopos.com

Sementara itu, Rudy, memberikan selamat atas penghargaan Waldjinah. Penghargaan diharapkan bisa menjadi semangat agar generasi muda mencintai musik tradisional, khususnya keroncong.

“Jangan sampai musik-musik yang melegenda ini hilang dari peredaran. Selamat ibu atas penghargaan ini. Mudah-mudahan kita semua bisa meneruskan apa yang sudah ibu lakukan. Dengan penghargaan ini bisa dorong seni budaya lain agar bisa berkembang,” kata Rudy.

Musda Golkar Jateng Pasti Awal Pekan Ini

Ini bukanlah yang pertama, sang Kembang Katjang ini beberapa kali mendapat apresiasi di bidang musik. Salah satunya adalah AMI Award untuk Karya Produksi Kroncong/Kroncong Kontemporer/Stambul/Langgam Terbaik pada 2017 lalu.

Waldjinah dan Lokananta

Waldjinah memiliki kedekatan dengan studio rekaman tertua di Indonesia tersebut. Ia kali pertama rekaman saat berusia 12 tahun. Waktu itu dirinya sebagai pemenang Ratu Kembang Katjang rekaman bersama maetri Gesang.

Setelah itu, dia beberapa kali merekam album di Lokananta. Saking banyaknya, piringan hitam miliknya bahkan mencapai 50-an keping. “Dulu rekaman masih kecil. Enggak nyampai pas rekaman [badannya kurang tinggi untuk meraih tiang mikrofon], di-ganjel pakai kursi,” kenangnya.

Pengalaman Ari Lasso dan Lima Gunung Mistis di Indonesia

Di momen spesial sekaligus mendapat penghargaan itu, Waldjinah berharap musik keroncong semakin berkembang di dalam hingga luar negeri. Begitu juga dengan regenerasi keroncong, Waldjinah berharap anak muda semakin banyak yang mencintai keroncong.

Acara perayaan Hari Musik Nasional yang jatuh pada Senin (9/3/2020) tersebut rencananya dihadiri penyanyi keroncong Endah Laras, Sruti Respati, dan Woro Mustiko Siwi. Agenda yang sebelumnya dimeriahkan pameran barang vintage tersebut juga diisi dengan ngudarasa tentang Lokananta dan musik tradisional bersama Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Ign Krisna Nuryana Putra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya