SOLOPOS.COM - Bus PO Suharno rute Solo-Jogja menunggu penumpang di Terminal Tirtonadi Solo, Jumat (10/6/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com Stories

Solopos.com, SOLO — Bus bumel jurusan Jogja-Solo yang sempat ramai kini ditinggalkan penumpangnya. Hal itu disebut karena pengelola bus itu tidak melakukan inovasi dalam hal pelayanan maupun sarana prasarana.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tanpa inovasi, sulit bagi bus-bus itu untuk bersaing dengan sesama bus maupun dengan moda transportasi lain yang melewati rute sama. Terlebih, bus atau moda transportasi lain ini ternyata mampu memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pengguna.

Kebutuhan dan ekspektasi itu misalnya tarif yang murah, waktu tempuh lebih cepat, jadwal keberangkatan tepat waktu, jarak rapat antara satu keberangkatan dengan lainnya.

“Masyarakat akan selalu menuntut pelayanan yang lebih baik dan tepat waktu. Ketika layanan KRL Solo-Jogja memberikan tawaran yang lebih baik, dan memberikan kepastian waktu, tentu masyarakat akan beralih ke KRL dan meninggalkan bus,” kata pengamat transportasi umum dari Institut Studi Transportasi (Instran), Darmaningtyas, kepada Solopos.com beberapa waktu lalu.

Lalu kenapa pengelola bus bumel ini sulit sekali untuk bersaing dan berinovasi? Head Manager PT Suharno Ragil Putra, Arif Indra Jati, memberikan jawabannya.

Baca Juga: Kisah Penumpang Bus Solo-Jogja: Puluhan Tahun Setia Apa Pun Kondisinya

PT Suharno Ragil Putra merupakan salah satu dari lima perusahaan otobus yang masih bertahan melayani trayek Solo-Jogja. Kepada Solopos.com, beberapa waktu lalu, Indra mengakui sulit berinovasi melawan transportasi milik pemerintah seperti KRL Solo-Jogja.

“Inovasi, jujur untuk menyaingi moda transportasi atau infrastruktur milik pemerintah kami tidak ada, karena kami modal sendiri sedangkan milik negara, modal milik pemerintah, jelas sangat kontradiktif dengan kami,” jelas Indra.

Berharap Perhatian Pemerintah

Karena itu, Indra mengatakan bus bumel Solo-Jogja hanya bisa bertahan melayani penumpang-penumpang setia yang sudah puluhan tahun berlangganan. “Melayani penumpang-penumpang ‘lajon’,” tegasnya.

Indra berharap agar ada perhatian dan dukungan dari pemerintah untuk bus bumel, misalnya dalam hal regulasi dan kemudahan atau bantuan permodalan.

Baca Juga: Bus Solo-Jogja Kian Redup, Bismania Community: Kuncinya Waktu Tempuh

Dari segi armada, Indra mengatakan bus yang beroperasi di trayek pendek ini sebenarnya sudah mengikuti regulasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Setidaknya untuk bus PO Suharno, yang sudah beroperasi melayani trayek Solo-Jogja selama puluhan tahun sudah memenuhi regulasi terkait usia bus.

“Sesuai regulasi Kemenhub tahun 2015 armada angkutan umum maksimal 25 tahun. Armada suharno yang paling tua tahun 1999 bermesin Marcedez Benz OF1113 atau sering disebut Mercy Prima. Sementara yang paling muda tahun 2016 bermesin Hino R260 mesin depan, yang biasa disebut Hino Lohan,” ungkap Indra.

Indra mengatakan PO Suharno juga sempat mengajukan izin menambah jam keberangkatan trayek pada 2019. Penambahan jam trayek diyakini bisa meningkatkan pelayanan kepada penumpang karena keberangkatan lebih tepat waktu.

Namun, pengajuan izin itu hingga saat ini belum dipenuhi. Mengenai pendapatan, Indra menyebut penurunan penghasilan pengusaha bus Solo-Jogja terutama PO Suharno sudah terasa sejak 2013.

Baca Juga: Waduh! Pembangunan Tol Disebut Bakal Bikin Bus Solo-Jogja Kian Terjepit

Pendapatan Minim

Hal itu disebabkan berbagai faktor, seperti masuknya bus dari luar daerah, orang mudah membeli kendaraan sendiri dengan arisan motor/mobil, kredit DP 0%/ bunga rendah dan lain-lain.

“Selain itu canggihnya alat komunikasi dan adanya transportasi online atau transportasi yang lebih cepat dan praktis, itu jadi masalah untuk kami,” terangnya.

Sulitnya permodalan hingga minimnya pendapatan membuat PO bus Solo-Jogja sulit meremajakan armada dengan bus baru yang setara dengan bus patas, minimal ber-AC. Tak sedikit bus bumel Solo-Jogja yang tanpa AC, suara mesin bising sampai masuk kabin.

“Jalannya lama, kalau hujan kerap bocor. Biasanya keluhan penumpang sih kebanyakan mengeluhkan waktu tempuh yang lumayan lama itu saja,” ucap Indra.

Baca Juga: KRL Unggul Di Kecepatan, Bus Solo-Jogja Dipilih Untuk Perjalanan Malam

Upaya peningkatan pelayanan yang bisa dilakukan PO bus Solo-Jogja guna menjaga loyalitas pelanggan hanyalah dengan konsistensi pemberangkatan dan pelayanan yang ramah.

“Untuk menjaga loyalitas kita selaku perusahaan kita selalu berusaha konsisten setiap hari, memberangkatkan armada bus semaksimal mungkin dengan pelayanan seramah mungkin,” ucapnya.



Untuk bersaing dengan bus dari Jawa Timur, Indra mengatakan perusahaannya sudah berbuat yang terbaik dan secara teknis memiliki target pasar yang berbeda. PT Suharno saat ini hanya mengoperasikan 6-7 unit armada setiap hari untuk perjalanan pulang pergi Solo-Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya