SOLOPOS.COM - Leni Susanti, 32, menyembunyikan wajahnya seraya menahan takut saat petugas Satpol PP dan Damkar Sragen berusaha melepas cincin kawin, Minggu (11/4/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Leni Susanti, 32, wanita asal Kampung Sine, RT 02/RW 04, Kelurahan Sine, Sragen, merintih kesakitan. Oleh ayah dan ibunya, ibu muda itu dibawa ke Kantor Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Sragen, Minggu (11/4/2021).

Dalam dua hari terakhir, Leni merasakan nyeri pada jari tengah tangan kirinya. Ini setelah cincin kawin yang ia kenakan selama bertahun-tahun tidak bisa dicopot. Merasa kasihan, Suyatno, ayah Leni berusaha melepas cincin itu. Ia melumuri jari tengah tangan kiri anaknya itu dengan air sabun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja: Berburu Kuliner Langka di Pasar Gede, Murah & Wareg Polll!

Ekspedisi Mudik 2024

Bukannya cincin copot, upaya yang dilakukan ayahnya justru membuat jari tengah Leni membengkak. Leni pun terus merintih kesakitan. Hingga akhirnya, ibu muda itu dibawa ke Kantor Satpol PP dan Damkar Sragen.

Butuh usaha keras bagi petugas Satpol PP dan Damkar untuk melepas cincin itu. Karena tidak bisa dilepas dengan menggunakan benang, petugas memutuskan untuk memotong cincin itu dengan alat mini grinder.

Sebelum cincin kawin itu dipotong, petugas terlebih dahulu menyelipkan sebuah besi berbentuk pipih pada cincin. Besi itu dijadikan landasan saat pemotongan cincin berlangsung. Saat kali pertama mendengar suara mini grinder itu, Leni merasa takut hingga ia merespons dengan menarik tangannya.

Potong Cincin

Sontak hal itu membuat para relawan yang membantu melepas cincin itu kaget. Sebab, pergerakan tangan dari Leni justru bisa membahayakan dia sendiri. Leni juga sempat merasakan panas saat cincin itu dipotong dengan mini grinder. Tak kurang akal, petugas melumuri air untuk meredam panas saat proses pemotongan cincin berlangsung.

Dibutuhkan kesabaran, kecermatan dan kehati-hatian dalam memotong cincin itu dengan mini grinder. Sebab, meleset sedikit saja bisa berakibat fatal bagi jari Leni. Namun, berbekal pengalaman yang sudah-sudah, proses pelepasan cincin itu berlangsung cukup singkat yakni sekitar lima menit.

Setelah cincin terpotong, petugas merenggangkan cincin itu dengan cara ditarik menggunakan tali. “Cincin ini sudah dipakai bertahun-tahun, tapi baru terasa sakit dua hari terakhir,” kata Suyatno.

Baca Juga: TMII akan Diambil Alih Pemerintah, Yayasan Harapan Kita Klaim Tak Pernah Membebani Negara

Sudah beberapa kali petugas Satpol PP dan Damkar Sragen didatangi warga yang meminta tolong pelepasan cincin. Dalam hal itu, petugas merasa siap membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan.

“Cincin berbentuk ring emas tipis itu membuat jari tengah membengkak. Cincin bisa dipotong menggunakan mini grinder dengan dilumuri air,” papar Plt. Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Sragen, Samsuri, melalui Kasi Pemadaman dan Penyelamatan, Anton Sujarwo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya