SOLOPOS.COM - Ilustrasi Virus Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI -- Memasuki Februari 2021, Kabupaten Boyolali kembali masuk zona merah terkait risiko Covid-19. Hal itu disebabkan banyaknya kasus Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Masyarakat diimbau untuk selalu taat menjalankan protokol kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina, mengatakan perkembangan kasus Covid-19 di Boyolali per 1 Februari 2021 kembali memprihatinkan. Sebab per tanggal tersebut, Boyolali sudah tidak lagi zona oranye.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Setelah sekian lama zona oranye, kini Boyolali memasuki zona merah persebaran Covid-19. Zona merah muncul karena banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit," kata dia kepada wartawan, Selasa (2/2/2021).

Baca Juga: PLN Beri Kemudahan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia

Dia mengatakan pada Senin (1/1/2021), jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 yang tercatat di Boyolali mencapai 4.653 kasus. Dari jumlah itu, 293 orang dirawat, 543 orang menjalani isolasi mandiri, 3.691 orang dinyatakan selesai isolasi dan 126 orang meninggal dunia.

Ratri mengatakan saat ini banyak kasus dengan kondisi berat sehingga harus dirawat di rumah sakit. Mengenai tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, dia mengatakan saat ini kondisinya beragam. Untuk tempat tidur perawatan Covid-19 di RSUD Pandan Arang, baik angsal Brotowali I dan bangsal Mpu Kanwa saat ini sudah terisi sekitar 90%. Kemudian untuk bangsal Brotowali II yang ada di rusunawa terisi sekitar 30%. Di RSUD Waras Wiris kini terisi sekitar 70%.

Ratri pun mengimbau kepada masyarakat Boyolali untuk tidak bosan menjalankan protokol kesehatan. Menurutnya dengan tertib menjalankan protokol kesehatan diharapkan bisa mengurangi risiko tertularnya Covid-19.

5M

Bukan hanya mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menjaga jarak (3M), menurutnya saat ini masyarakat perlu menjalankan 5M. Untuk dua M yang lain adalah menghindari kerumunan dan menghindari mobilitas.

"Jangan sampai muncul kejadian, di masa PPKM [Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat] malah ada yang bepergian jauh dan bergerombol," kata Ratri. Seperti yang dilakukan sekelompok warga yang tergabung di Paguyuban Pedagang Pasar Cepogo, yang baru saja pulang piknik dari Bali, Selasa (2/2/2021).

Baca Juga: Siap-Siap! Program Jateng di Rumah Saja Berlaku 6-7 Februari 2021

Buntut dari aktivitas warga itu, setelah dilakukan tes rapid antigen, diketahui ada lima orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ada tiga orang dewasa dan serta dua anak usia 7 tahun dan 8 tahun yang positif berdasarkan hasil rapid antigen.

"Jika melihat yang bersangkutan masih sehat tidak bergejala, kemudian positif, bisa jadi mereka tertular saat perjalanan. Atau sebelumnya memang sudah positif. Hal yang perlu diperhatikan adalah kontak erat dari mereka yang positif," tutur Ratri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya