SOLOPOS.COM - Ilustrasi susu. (freepik)

Solopos.com, BOYOLALI – Konsumsi susu dan telur warga Boyolali yang dikenal sebagai Kota Susu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2019 cukup mencengangkan.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, konsumsi susu dan telur di Boyolali yang masuk dalam kategori pengeluaran yakni hanya Rp30.452 per orang per bulan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sementara, biaya pengeluaran untuk konsumsi secara umum penduduk Kabupaten Boyolali pada 2019 sekitar Rp892.082 per orang per bulan.

Angka tersebut masih terbilang rendah terlebih jika dilihat dari peningkatan konsumsi sebelum pandemi yang lebih rendah.

Oleh sebab itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Veteriner Boyolali menggalakkan kegiatan GEMARI PAH ASUH gerakan masyarakat rindu pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal (Gemari Pah Asuh).

Baca juga: Benarkah Terlalu Sering Minum Susu Punya Dampak Negatif?

Tujuannya yakni untuk menuju generasi milenial cerdas minum susu setiap hari. Dilansir dari laman disnakkeswan.jatengprov.go.id, produksi susu Jawa Tengah sebesar 98.493.787 liter dengan konsumsi susu sebesar 17,5 kg/kapita/tahun.

Sedangkan konsumsi susu secara nasional sebesar 11,8 liter/kapita/tahun pada 2021. Konsumsi susu tersebut masih terbilang sedikit.

Dilansir dari boyolali.go.id, Jumat (20/8/2022), Kepala Bidang (Kabid) Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Gunawan Andriyanto mengatakan selama pandemi ini jumlah permintaan susu terus meningkat.

“Ada satu faktor yang menonjol  selama pandemi, memang kesadaran masyarakat kita untuk mengkonsumsi susu [di Boyolali] cukup tinggi. Karena ada keyakinan bahwa dengan mengkonsumsi susu dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan imunitas sehingga permintaan susu juga cukup meningkat,” kata Gunawan, Jumat (20/8/2021).

Belum lama ini Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Boyolali berupaya mewujudkan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Boyolali yakni Boyolali Kota Susu, Lumbung Pangan Nasional.

Baca juga: PETERNAKAN SAPI PERAH : Boyolali Kekurangan 15.000 Ekor Sapi Perah

Upaya tersebut diwujudkan dengan menggelar Kegiatan Gerakan Konsumsi Pangan Olahan Susu di Gelanggang Anuraga Kabupaten Boyolali pada Senin (08/08/2022).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama para peternak sapi serta pelaku usaha pangan olahan susu di Kabupaten Boyolali.

“Memotivasi UMKM [usaha mikro kecil dan menengah] atau pelaku usaha katering di Kabupaten Boyolali,” kata Kepala Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali (DKP) Kabupaten Boyolali, Joko Suhartono di sela kegiatan.

“Untuk memanfaatkan potensi susu yang melimpah menjadi aneka produk makanan tradisional yang layak menjadi makanan khas atau oleh oleh khas Boyolali,” tambah Joko.

Dengan menghadirkan 300 peserta dari pemerhati kuliner (cooking chef), pelaku UMKM, organisasi Wanita, guru dan siswa SD dan SMP, kegiatan ini juga bertujuan memberikan edukasi agar bisa mengonsumsi susu tidak hanya dalam bentuk minuman. Namun juga pangan dari bahan susu.

Baca juga: Dijuluki Kota Susu, Segini Produktivitas Susu di Boyolali

Ditambahkan oleh Bupati Boyolali, M. Said Hidayat bahwa kegiatan Gerakan Konsumsi Pangan Olahan Susu dapat meningkatkan inovasi pengolahan susu jadi bahan baku pangan atau bahan campuran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya